- spektrofotometer Corelab 206 (C 206)
Photometer C206 adalah suatu jenis spektrofotometer yang merupakan suatu instrument untuk mengukur transmitan atau ab sorben dari suatu contoh sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Prinsip dasar dari spektrofotometer adalah banyaknya zat yang menyerap cahaya dalam wilayah spectrum yang dapat dilihat atau spectrum ultraviolet.
Gambar 1.2 Komponen-komponen dari spektrofotometer
- Sumber cahaya
Sumber cahaya termasuk radiasi optik yang ideal untuk pengukuran serapan harus menghasilkan spektrum kontinyu dengan intensitas serapan seragam pada keseluruhan kisaran panjang gelombang yang sedang dipelajari. Sumber cahaya dapat berupa lampu halogen, tungsten dan deuterium.
- Monokromator
Dalam spektrofotometer radiasi polikromatik diubah menjadi monokromatik merupakan serangkaian alat optik yang menguraikan radiasi polikromatik yang menjadi jalur jalur yang efektif dan panjang gelombang tunggal.Ada 2 macam monkromator yang dikenal berdasarkan jenis penyerapan yaitu yang berdasarkan efek penyerapan / transmisi menggunakan filter dan yang berdasarkan efek penguraian I dispersi cahaya menggunakan prisma dan grating.
- Tempat Cuplikan / Kuvet
Larutan diletakkan dalam sel atau kuvet. Untuk daerah visible digunakan gelas biasa atau quarts. Kuvet untuk larutan mempunyai panjang sekitar 10 cm, sebelum kuvet dipakai harus dibersihkan dengan air suling atau jika dikehendaki dicuci dengan larutan asam kromat.
- Detector
Detector penyerap tenaga foton yang mengenai cuplikan dan mengubah tenaga tersebut untuk diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detector menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan meter atau pencatat (Petrivia, 2012).
A B C D E F G
Gambar 2.2. Serapan cahaya Photometer
Keterangan :
A = Sumber Cahaya E = Kuvet
B = Celah masuk F = Detector
C = Monokromator G = Meter
D = Celah Keluar
Prinsip kerja spektrofotometer C 206 berdasarkan hokum Beer – Lembert yaitu ; jika seberkas sinar melalui suatu larutan berwarna , maka sinar itu akan diserap ( absorben ) , banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
2.6.2 Pengukuran dengan faktor dan standar
Pengukuran adalah membandingkan sesuatu terhadap satuan pengukuran yang disepakati atau diketahui. Dahulu orang menggunakan pembanding yang ada pada tubuhnya seperti depa,jengkal,kaki,dan hasta. Tentu saja ukuran setiap orang berbeda. Oleh karena itu maka dibuat kesepakatan untuk satuan ukuran yang universal sehingga siapapun yang memakainya akan sama hasilnya seperti meter (m), kg, are, cc, joule, dan cm.
Untuk mengukur konsentrasi larutan kita menggunakan alat yang disebut photometer, photo berarti sinar sedangkan meter adalah alat ukur, jadi kita terjemahkan secara bebas adalah alat ukur yang menggunakan sinar atau cahaya sebagai media kerjanya.
Menurut Hukum Lambert dan Beer
“Jika seberkas sinar dilalukan pada suatu larutan maka sinar itu akan diserap (absorb), banyaknya sinar yang diserap (A), berbanding lurus dengan konsentrasi larutan, panjang larutan yang dilalui sinar (d) dan konstanta larutan (k) “
A = C . d . k
A = Absorban
C = Konsentrasi
d = Panjang larutan
k = Konstanta
Jika panjang larutan ditetapkan dan konstanta tetap maka,
A = C
Besar absorban setara dengan konsentrasi larutan.
Hukum ini berlaku dengan syarat :
- Larutan encer
- Sinar yang dilakukan monokromatis ( satu panjang gelombang ).
Jadi dengan menggunakan photometer kita bisa mengukur konsentrasi suatu larutan dengan hanya mengukur absorbannya saja. Tentu saja kita kembali pada pernyataan di atas, bahwa untuk melakukan pengukuran kita harus membandingkannya pada suatu yang kita sepakati. Karena yang kita ukur biasanya bukanlah konsentrasi larutan yang kita cari, melainkan melalui suatu transformer berupa reagens perantara. Tentu itu semua tergantung dari reagens yang kita gunakan. Contohnya untuk mengukur kadar kolesterol total dalam suatu larutan, kita menggunakan reagens dengan metode CHOD-PAP, sebenarnya yang kit abaca absorbannya adalah warna Quinoneimine yang terbentuk dari reaksi :
CHE
Kolesterol ester + H2O kolesterol + asam lemak
CHO
Kolesterol + O2 Kolestene-3-one + H2O2 POD
2H2O + 4-aminophenazone + phenol Quinoneimine + 4 H2O
Tanda panah yang berbolak balik itu menandakan bahwa reeaksi nya dalam keadaan setimbang, itu berarti reaksinya bolak- balik, hanya karena adanya enzim CHE yang bersifat seperti katalis maka reaksi bergeser ke kanan mendekati 100 %. Hingga semua kolesterol habis bereaksi dan perubahan warna yang terjadi setara dengan kadar kolesterolnya.
Kita mengenal dua cara pengukuran kadar kolesterol total darah yaitu mengguanakan suatu standar atau hanya menggunakan faktor saja. Sebelumnya kita harus menggunakan lebih dari dua standar yang kita kenal dengan kurva baku kemudian di buat kurva sumbu x untu konsentrasi sedangkan sumbu y untuk absorban. Lalu dibuat standar dari konsentrasi kecil hingga konsentrasi besar dan catat absorban yang didapat dari tiap konsentrasi standar yang diukur lalu dibuat kurvanya. Jika kita ingin mengetahui konsentrasi suatu larutan cukup mereaksikan dengan reagens, kemudian ukur absorbannya, lalu bandingkan dengan kurva yang sudah dibuat, maka didapat konsentrasi yang kita cari. Makin stabil suatu reagens, standar yang diperlukan Cuma satu atau tanpa standar. Makin linear pembentukan warna pada suatu reagens, konsentrasi yang didapat diukur makin tinggi, ini tentu hemat reagen,karena tidak perlu mengulang pembacaan karena sampel harus diencerkan. Sekarang sudah ada photometer yang langsung mempunyai kalkulator sekaligus memory dan timer, contohnya alat Humalyzer 3000. Dengan menggunakan alat Humalyzer 3000, kita tidak lagi membuat kurva baku jika harus membaca dengan banyak standar, begitu juga jika standar cuma satu apa lagi jika hanya mengguanakan factor. Jika ingin mengukur suatu absorbans, perlu diingat dari mana memulai pengukuran tersebut atau yang biasa dikenal pada pengukuran ini adalah blanko, baik blanko air, udara, sampel ataupun reagens. Tehnik pengukuran yang dipakai pada alat Humalyzer 3000 pada pemeriksaan kolesterol total adalah pengukuran END POINT (dibaca pada titik akhir atau sampai reaksi selesai).
- Kerangka Konseptual
Beberapa teori yang mendasari penyusun kerangka konsep ini adalah sebagi berikut :
- Makanan berlemak yang masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti : penyakit jantung koroner (PJK), Aterosklerotik, strok,dll.
- Untuk mengukur konsentrasi larutan digunakan suatu alat yang disebut spektrofotometer (Humalyzer 3000).
- Terdapat dua cara pengukuran kadar kolesterol total darah yaitu pengukuran dengan menggunakan standar dan pengukuran dengan menggunakan factor.
- Pengukuran dengan menggunakan faktor lebih hemat tetapi hasil yang didapat kurang akurat dibandingkan dengan menggunakan standar.
- Dalam mendiagnosis dan menangani penyakit jantung koroner perlu adanya hasil tes laboratorium yang akurat.
0 komentar