Jumat, 26 November 2021

bakteri Clostridium Botulinum

Clostridium botulinum merupakan bakteri berbentuk batang, anaerobik (tidak dapat tumbuh di lingkungan yang mengandung oksigen bebas), Gram-positif, dapat membentuk spora, dan dapat memproduksi racun syaraf yang kuat. Sporanya tahan panas dan dapat bertahan hidup dalam makanan dengan pemrosesan yang kurang sesuai atau tidak benar. Ada tujuh tipe botulisme (A, B, C, D, E, F dan G) yang dikenal, berdasarkan ciri khas antigen dari racun yang diproduksi oleh setiap strain. Tipe A, B, E, dan F dapat menyebabkan botulisme pada manusia. Tipe C dan D menyebabkan sebagian besar botulisme pada hewan. Hewan yang paling sering terinfeksi adalah unggas liar dan unggas ternak, sapi, kuda, dan beberapa jenis ikan. Walaupun tipe G telah diisolasi dari tanah di Argentina, belum ada kasus yang diketahui disebabkan oleh strain ini.

Clostridium Botulinum merupakan kuman pembuat spora yang tersebar diseluruh dunia.Dapat ditemukan dalam tanah kadang difeces .Yang mana tipe C1 Botulinum dibedakan dengan tes antigen toksin yang dihasilkan spora tahan panas 100oc 3-6 jam.Serta bakteri ini resisten terhadap panas akan berkurang bila PH asam dan pada larutan garam yang pekat.

Klasifikasi Ilmiah

Domain           :  Bacteria

Divisi               :  Firmicutes

Kelas                : Clostridia

Ordo                 : Clostridiales

Famili              : Clostridiaceae

Genus              : Clostridium

Spesies            : C. Botulinum


Sifat Bakteri

Bersifat gram positif, berukuran 5 µ x 1 µ, tidak bersimpai, bergerak dengan flagel, membuat spora lonjong subterminal, bersifat pleomorfik & terlihat sendiri-sendiri/ tersusun dalam bentuk rantai.

Di laboratorium Cl. Botulinum dapat diisolasi pada media trytose cycloserine ( TSC), selalu dalam lingkunan anerobik yang mengandung kurang dari 2% oksigen. Cl. Botulinum tidak menggunakan laktosa sebagai sumber karbon utama. Hidup pada pH 4,8.    3. Struktur antigen   Bakteri ini dikelompokkan menjadi grup I-IV berdasarkan sifaf proteolitiknya dan memiliki tujuh struktur antigen yakni antigen (A-G), serta antigen somatik.

 

 

Adapun Pengelompokan dan karakteristik dari strain Clostridium botulinum

 

Karakteristik

Group

I

II

III

IV

Tipe neurotoksin

A, B, F

B, E, F

C, D

G

Temperatur minimum 

untuk pertumbuhan

10 ºC

3ºC

15ºC

ND*

Temperatur optimum 

untuk pertumbuhan

35-40ºC

18-25ºC

40ºC

37ºC

pH minimum untuk 

pertumbuhan

4,6

Ca. 5

ND

ND

Penghambat (NaCl)

10 %

5 %

ND

ND

AW minimum untuk 

Pertumbuhan

0,94

0,97

ND

ND

D100ºC dari spora

25 min

<0,1 min

0,1-0,9 min

0,8-1,12 min

D121ºC dari spora

0,1-0,2 min

<0,001 min

ND

ND


Keterangan :

1.      Grup I merupakan strain yang bersifat proteolitik dan strain yang memproduksi neurotoxin tipe A. Temperatur optimum untuk pertumbuhan adalah 37ºC . Level-level tinggi neurotoxin (10 6 mouse LD50/ml) (1 LD50 adalah jumlah neurotoxin yang dibutuhkan untuk membunuh 50 % mice yang diinjeksikan dalam waktu 4 hari) diproduksi secara tipikal di dalam kultur. Spora-sporanya mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap panas, dengan nilai D100ºC sekirar 25 menit ( nilai D adalah waktu yang dibutuhkan untuk menginaktivasi 90% dari populasi pada temperatur yang diberikan). Untuk menghambat pertumbuhan, pH harus dibawah 4,6, konsentrasi gram di atas 10%, atau aktivitas air (aw) dibawah 0,94

2.     Grup II merupakan strain nonproteolitik, mempunyai temperatur optimum pertumbuhan yang lebih rendah (30ºC), dan mampu tumbuh pada temperature pada rendah sekitar 3ºC. Spora-sporanya mempunyai ketahanan terhadap panas yang lebih rendah, dengan nilai D100ºC kurang dari 0,1 menit. Strain grup II dihambat dengan pH dibawah 5,0, konsentrasi garam di atas 5%, atau aw kultur bakteri ini biasanya ditingkatkan dengan treatmen menggunakan tripsin, yang mengaktifkan neurotoksin.

3.     Grup III termasuk strain-strain tipe C dan D, yang tidak dikategorikan sebagai botulism manusia tetapi menyebabkan botulism pada hewan. Konsekuensinya grup ini tidak dipelajari secara detail. Strain ini merupakan strain nonproteolitik dan tumbuh optimal pada suhu 40ºC dan hanya pada temperatur sekitar 15ºC.

4.     Grup IV merupakan strain yang memproduksi neurotoksin tipe G, tumbuh optimal pada suhu 37ºC dan mempunyai temperatur minimal pertumbuhan pada 10ºC. Spora-spora jarang terlihat dan mempunyai ketahanan terhadap panas yang lebih baik, dengan nilai D104ºC adalah 0,8 sampai 1,12 menit.



 Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Clostridium Botulinum 

Keracunan Toksin dari Clostridium Botulinum

Botulisme adalah suatu penyakit neurologik akut dan dapat menyebebkan kematian karena neuroparalisis yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh C. Botulinum. Terdapat empat macam botulisme, yaitu :

o   Botulisme yang disebabkan mengonsumsi makanan yang terkontaminasi C.  Botulinum.

o   Botulisme pada luka; toksin akan dihasilkan pada luka yang telah terinfeksi dan ditumbuhi oleh C. Botulinum

o   Botulisme pada bayi

o   Botulisme yang disebabkan oleh kolonisasi C. botulinum pada anak – anak dan dewasa. 

Gejala dimulai 18 – 24 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi C. botulinum. Gejala – gejalanya yaitu : bibir kering, gangguan penglihatan (inkoordinasi otot – otot mata, penglihatan ganda), ketidakmampuan menelan, sulit berbicara; tanda – tanda paralisis bulbar berlangsung secara progresif, dan kematian terjadi karena paralisis pernapasan atau henti jantung.

A.     Pemeriksaan Laboratorium,

Biasanya dengan cara mendeteksi toksin di dalam sisa makanan, dan tidak dalam serum penderita.  Dapat dideteksi dengan cara reaksi netralisasi antigen-antibodi atau secara aglutinasi sel darah merah yang dilapisi dengan antiserum, atau dengan percobaan pada mencit yang disuntik bahan tersangka.  Kultur biasanya tidak dilakukan.

Cara utama untuk memperkuat diagnosis botulisme di laboratorium ialah menunjukkan adanya toksin botulisme dalam serum atau tinja penderita atau pada makanan yang dimakan.  Suntikan intraperitoneal (dalam perut) serum atau ekstrak cairan tinja penderita atau makanan tersebut pada mencit akan mengakibatkan kematian pada hewan tersebut, karena mencit sangat peka terhadap toksin ini. Juga specimen tinja dan makanan itu harus dikulturkan untuk mengisolasi organisme tersebut.

B.     Pengobatan Penyakit

Dengan pemberian antitoksin polivalen (tipe A, B, dan C) yang disuntikkan I.V. dan secara simptomatik terutama untuk pernafasan (pernafasan buatan). Pengobatan Bila terjadi kelumpuhan pada pernafasan dapat dilakukan trakeomi  (bedah batang tenggorokan) dan diberikan pernafasan buatan.

 

C.     Pencegahan Penyakit

1.      Memasak makanan pada suhu 176º F (79.9ºC) selama 30 menit, hampir selalu menghancurkan racun.

2.     Merebus makanan kaleng rumahan selama 10 menit, menghancurkan racun.

3.     Membuang kaleng makanan yang berubah warna atau baunya busuk.

4.     Membuang kaleng yang menggembung atau bocor.

5.     Membekukan minyak yang terkena bawang putih atau rempah-rempah.

6.     Menjaga kentang yang telah dipanggang dalam kertas aluminium tetap panas sampai dihidangkan.

7. Tidak memberi makan madu anak yang berusia di bawah 2 tahun, yang bisa mengandung clostridium botulin.

A.     Isolasi Dan Identifikasi

v Isolasi Dan Identifikasi

Hari I

Spesimen ditanam  pada Blood agar plate,Clostrodium selective agar plate,masukkan anaerobic jar,cooked meat medium.,gas generating kit ditambah katalisator dan indikator strip kertas kemudian masukkan dalam inkubator selama 370  C 48 jam.

 

Hari II

Koloni yang tumbuh di Blood Agar Plate dan Clostridium Selective agar Plate.yang tersangka Clostrida dibuat preparat dicat Gram.Dan ditemukan gram (+) Batang ,koloni yang sama diambil dan ditanam dalam cooked meat medium dan Nutrient agar  .kemudian dinkubator lagi selama 370 selama 24 jam.

Hari III

Dicatat pertumbuhan pada Cooked meat medium dan Nutrient agar.contoh :

Cooked met medium

Nutrient agar

Kesimpulan

Tindakan

Tumbuh

Tumbuh

Aerob/Fac Ano2

Buang

Tumbuh

Tidak Tumbuh

Anaerob

Teruskan

Tidak Tumbuh

Tumbuh

Aerob

Buang

Tidak Tumbuh

Tidak tumbuh

Steril

Ulangi

 

Untuk diteruskan ditanam pada media gula-gula dan lainnya yang diperlukan .masukkan anaerobic jar,Dibuat anaerob,kemudian masukkan dalam inkubator suhu 370 selama 24 jam.

Hari IV

Dibaca dan dicatat pertumbuhan pada media gula-gula.kemudian dilakukan tes kimia .dan Dicocokan dengan tabel ciri-ciri Clostridium untu k ditentukan diagnosanya.

v  Hasil

Pada agar darah dalam keadaan hemolisis yang mana tampak seperti benang halus, dann koloni meluas membentuk filament, Pada pewarrnaan gram :batang langsing,bersepora terminal.mirip jarum pentul.

Species

Glu

Mal

Lac

Suc

Ind

Gel

Mil

Lec

Lip

H2S

NO3

URE

STA

SPO

C,botulinum

A,B,F,

+

+

-

+

-

+

+

-

+

+

-

-

-

OS

c.botulinum

C.D.E

+

+

-

±       

-

+

_

_

+

_

_

±       

-

0S

 

B.     Uji Resistensi


                                                    

Antibiotik

Aktif terhadap

Mekanisme kerja

Penisilin

Bakteri gram positif

Menghambat sintesis dinding sei

 



Pada uji resistensi obat antibiotik yang digunakan oleh bakteri Clostridium Botulinum ialah adalah Penicillin G , Chloramphenicol , Clindamycin yang mana pada penggunaan antibiotic pada Penicilin diberikan parenteral 1,2 juta unit/hari selama 1O hari. Serta Zat yang menyumbat aksi racun (antitoxin) diberikan segera mungkin setelah botulism telah didiagnosa. Hal ini lebih mungkin untuk membantu jika diberikan dalam 72 jam ketika gejala-gejala terjadi. Antitoxin bisa memperlambat atau menghentikan kemunduran fisik lebih lanjut


Load disqus comments

0 komentar