Clostridium
botulinum merupakan bakteri berbentuk batang,
anaerobik (tidak dapat tumbuh di lingkungan yang mengandung oksigen bebas),
Gram-positif, dapat membentuk spora, dan dapat memproduksi racun syaraf yang
kuat. Sporanya tahan panas dan dapat bertahan hidup dalam makanan dengan
pemrosesan yang kurang sesuai atau tidak benar. Ada tujuh tipe botulisme (A, B,
C, D, E, F dan G) yang dikenal, berdasarkan ciri khas antigen dari racun yang
diproduksi oleh setiap strain. Tipe A, B, E, dan F dapat menyebabkan botulisme
pada manusia. Tipe C dan D menyebabkan sebagian besar botulisme pada hewan.
Hewan yang paling sering terinfeksi adalah unggas liar dan unggas ternak, sapi,
kuda, dan beberapa jenis ikan. Walaupun tipe G telah diisolasi dari tanah di
Argentina, belum ada kasus yang diketahui disebabkan oleh strain ini.
Clostridium Botulinum
merupakan kuman pembuat spora yang tersebar diseluruh dunia.Dapat ditemukan
dalam tanah kadang difeces .Yang mana tipe C1 Botulinum dibedakan dengan tes
antigen toksin yang dihasilkan spora tahan panas 100oc 3-6 jam.Serta
bakteri ini resisten terhadap panas akan berkurang bila PH asam dan pada
larutan garam yang pekat.
Domain
: Bacteria
Divisi
: Firmicutes
Kelas
: Clostridia
Ordo
: Clostridiales
Famili
: Clostridiaceae
Genus
: Clostridium
Spesies : C. Botulinum
Bersifat gram positif, berukuran 5 µ x 1 µ, tidak bersimpai, bergerak dengan flagel, membuat spora lonjong subterminal, bersifat pleomorfik & terlihat sendiri-sendiri/ tersusun dalam bentuk rantai.
Di laboratorium Cl.
Botulinum dapat diisolasi pada media trytose cycloserine ( TSC), selalu dalam
lingkunan anerobik yang mengandung kurang dari 2% oksigen. Cl. Botulinum tidak
menggunakan laktosa sebagai sumber karbon utama. Hidup pada pH 4,8. 3. Struktur antigen
Bakteri ini dikelompokkan menjadi grup I-IV berdasarkan sifaf proteolitiknya dan memiliki tujuh struktur antigen yakni antigen (A-G),
serta antigen somatik.
Adapun Pengelompokan dan karakteristik dari strain Clostridium
botulinum
Karakteristik |
Group |
|||
I |
II |
III |
IV |
|
Tipe neurotoksin |
A, B, F |
B, E, F |
C, D |
G |
Temperatur minimum untuk pertumbuhan |
10 ºC |
3ºC |
15ºC |
ND* |
Temperatur optimum untuk pertumbuhan |
35-40ºC |
18-25ºC |
40ºC |
37ºC |
pH minimum untuk pertumbuhan |
4,6 |
Ca. 5 |
ND |
ND |
Penghambat (NaCl) |
10 % |
5 % |
ND |
ND |
AW minimum untuk Pertumbuhan |
0,94 |
0,97 |
ND |
ND |
D100ºC dari spora |
25 min |
<0,1 min |
0,1-0,9 min |
0,8-1,12 min |
D121ºC dari spora |
0,1-0,2 min |
<0,001 min |
ND |
ND |
Keterangan :
1.
Grup I merupakan strain yang bersifat
proteolitik dan strain yang memproduksi neurotoxin tipe A. Temperatur optimum
untuk pertumbuhan adalah 37ºC . Level-level tinggi neurotoxin (10 6 mouse
LD50/ml) (1 LD50 adalah jumlah neurotoxin yang dibutuhkan untuk membunuh 50 %
mice yang diinjeksikan dalam waktu 4 hari) diproduksi secara tipikal di dalam
kultur. Spora-sporanya mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap panas, dengan
nilai D100ºC sekirar 25 menit ( nilai D adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menginaktivasi 90% dari populasi pada temperatur yang diberikan). Untuk
menghambat pertumbuhan, pH harus dibawah 4,6, konsentrasi gram di atas 10%,
atau aktivitas air (aw) dibawah 0,94
2.
Grup II merupakan strain
nonproteolitik, mempunyai temperatur optimum pertumbuhan yang lebih rendah
(30ºC), dan mampu tumbuh pada temperature pada rendah sekitar 3ºC.
Spora-sporanya mempunyai ketahanan terhadap panas yang lebih rendah, dengan
nilai D100ºC kurang dari 0,1 menit. Strain grup II dihambat dengan pH dibawah 5,0,
konsentrasi garam di atas 5%, atau aw kultur bakteri ini biasanya ditingkatkan
dengan treatmen menggunakan tripsin, yang mengaktifkan neurotoksin.
3.
Grup III termasuk strain-strain tipe
C dan D, yang tidak dikategorikan sebagai botulism manusia tetapi menyebabkan
botulism pada hewan. Konsekuensinya grup ini tidak dipelajari secara detail.
Strain ini merupakan strain nonproteolitik dan tumbuh optimal pada suhu 40ºC
dan hanya pada temperatur sekitar 15ºC.
4. Grup IV merupakan strain yang memproduksi neurotoksin tipe G, tumbuh optimal pada suhu 37ºC dan mempunyai temperatur minimal pertumbuhan pada 10ºC. Spora-spora jarang terlihat dan mempunyai ketahanan terhadap panas yang lebih baik, dengan nilai D104ºC adalah 0,8 sampai 1,12 menit.
Keracunan Toksin dari Clostridium Botulinum
Botulisme
adalah suatu penyakit neurologik akut dan dapat menyebebkan kematian karena
neuroparalisis yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh C. Botulinum. Terdapat empat macam
botulisme, yaitu :
o Botulisme yang disebabkan mengonsumsi makanan
yang terkontaminasi C. Botulinum.
o Botulisme pada luka; toksin akan dihasilkan pada
luka yang telah terinfeksi dan ditumbuhi oleh C. Botulinum
o Botulisme pada bayi
o Botulisme yang disebabkan oleh kolonisasi C. botulinum pada anak – anak dan dewasa.
Gejala dimulai 18 – 24 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi C. botulinum. Gejala – gejalanya yaitu : bibir kering, gangguan penglihatan (inkoordinasi otot – otot mata, penglihatan ganda), ketidakmampuan menelan, sulit berbicara; tanda – tanda paralisis bulbar berlangsung secara progresif, dan kematian terjadi karena paralisis pernapasan atau henti jantung.
A. Pemeriksaan
Laboratorium,
Biasanya dengan
cara mendeteksi toksin di dalam sisa makanan, dan tidak dalam serum
penderita. Dapat dideteksi dengan cara reaksi netralisasi
antigen-antibodi atau secara aglutinasi sel darah merah yang dilapisi dengan
antiserum, atau dengan percobaan pada mencit yang disuntik bahan tersangka.
Kultur biasanya tidak dilakukan.
Cara utama untuk
memperkuat diagnosis botulisme di laboratorium ialah menunjukkan adanya toksin
botulisme dalam serum atau tinja penderita atau pada makanan yang
dimakan. Suntikan intraperitoneal (dalam perut) serum atau ekstrak cairan
tinja penderita atau makanan tersebut pada mencit akan mengakibatkan kematian
pada hewan tersebut, karena mencit sangat peka terhadap toksin ini. Juga
specimen tinja dan makanan itu harus dikulturkan untuk mengisolasi organisme
tersebut.
B.
Pengobatan Penyakit
Dengan pemberian
antitoksin polivalen (tipe A, B, dan C) yang disuntikkan I.V. dan secara
simptomatik terutama untuk pernafasan (pernafasan buatan). Pengobatan Bila terjadi kelumpuhan pada pernafasan dapat
dilakukan trakeomi (bedah batang tenggorokan) dan diberikan pernafasan
buatan.
C. Pencegahan Penyakit
1.
Memasak makanan pada suhu 176º F (79.9ºC) selama
30 menit, hampir selalu menghancurkan racun.
2.
Merebus makanan kaleng rumahan selama 10 menit,
menghancurkan racun.
3.
Membuang kaleng makanan yang berubah warna atau
baunya busuk.
4.
Membuang kaleng yang menggembung atau bocor.
5.
Membekukan minyak yang terkena bawang putih atau
rempah-rempah.
6.
Menjaga kentang yang telah dipanggang dalam
kertas aluminium tetap panas sampai dihidangkan.
7. Tidak memberi makan madu anak yang berusia di
bawah 2 tahun, yang bisa mengandung clostridium botulin.
A. Isolasi Dan Identifikasi
v Isolasi Dan Identifikasi
Hari I
Spesimen ditanam
pada Blood agar plate,Clostrodium selective agar plate,masukkan
anaerobic jar,cooked meat medium.,gas generating kit ditambah katalisator dan
indikator strip kertas kemudian masukkan dalam inkubator selama 370 C 48 jam.
Hari II
Koloni yang tumbuh di Blood Agar Plate dan Clostridium
Selective agar Plate.yang tersangka Clostrida dibuat preparat dicat Gram.Dan
ditemukan gram (+) Batang ,koloni yang sama diambil dan ditanam dalam cooked
meat medium dan Nutrient agar .kemudian
dinkubator lagi selama 370 selama 24 jam.
Hari III
Dicatat pertumbuhan pada Cooked meat medium dan
Nutrient agar.contoh :
Cooked met medium |
Nutrient agar |
Kesimpulan |
Tindakan |
Tumbuh |
Tumbuh |
Aerob/Fac Ano2 |
Buang |
Tumbuh |
Tidak Tumbuh |
Anaerob |
Teruskan |
Tidak Tumbuh |
Tumbuh |
Aerob |
Buang |
Tidak Tumbuh |
Tidak tumbuh |
Steril |
Ulangi |
Untuk diteruskan ditanam pada media gula-gula dan lainnya yang diperlukan .masukkan anaerobic jar,Dibuat anaerob,kemudian masukkan dalam inkubator suhu 370 selama 24 jam.
Hari IV
Dibaca dan dicatat pertumbuhan pada media
gula-gula.kemudian dilakukan tes kimia .dan Dicocokan dengan tabel ciri-ciri
Clostridium untu k ditentukan diagnosanya.
v Hasil
Pada agar darah dalam keadaan hemolisis yang mana tampak seperti benang halus, dann koloni meluas membentuk filament, Pada pewarrnaan gram :batang langsing,bersepora terminal.mirip jarum pentul.
Species |
Glu |
Mal |
Lac |
Suc |
Ind |
Gel |
Mil |
Lec |
Lip |
H2S |
NO3 |
URE |
STA |
SPO |
C,botulinum A,B,F, |
+ |
+ |
- |
+ |
- |
+ |
+ |
- |
+ |
+ |
- |
- |
- |
OS |
c.botulinum C.D.E |
+ |
+ |
- |
± |
- |
+ |
_ |
_ |
+ |
_ |
_ |
± |
- |
0S |
B.
Uji Resistensi
Antibiotik |
Aktif
terhadap |
Mekanisme
kerja |
Penisilin |
Bakteri gram positif |
Menghambat sintesis dinding sei |
Pada uji resistensi obat antibiotik yang
digunakan oleh bakteri Clostridium Botulinum ialah adalah Penicillin
G , Chloramphenicol
, Clindamycin yang mana pada penggunaan antibiotic
pada Penicilin diberikan parenteral 1,2 juta unit/hari selama 1O hari. Serta Zat yang
menyumbat aksi racun (antitoxin) diberikan segera mungkin setelah botulism
telah didiagnosa. Hal ini lebih mungkin untuk membantu jika diberikan dalam 72
jam ketika gejala-gejala terjadi. Antitoxin bisa memperlambat atau menghentikan
kemunduran fisik lebih lanjut
0 komentar