Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma
megakariosit, suatu sel muda yang besar dalam sumsum tulang. Megakariosit
matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan makin besarnya volume
plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi
pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000
trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan
trombosit memerlukan waktu sekitar 10 hari. Masa hidupnya
sekitar 8-10 hari .
Trombosit
adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4 mikrometer
dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona daerah
tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur
dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi
trombosit. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai
respon hemostatik normal terhadap luka.
B. Tujuan
Makalah
ini dibuat tujuannya agar pembaca mengetahui apa itu trombosit, fungsi dari
trombosit, dan kelainan trombosit.
C. Manfaat
Dengan adanya makalah ini pembaca
dapat mengetahui apa itu trombosit, fungsi dari trombosit, dan kelainan
trombosit.
D. Permasalahan
Belum
diketahuinya apa itu itu trombosit, fungsi dari trombosit, dan kelainan
trombosit.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Trombosit (en:platelet, thrombocyte) (el:θρόμβος - "klot" dan κύτος - "sel") adalah sel anuclear (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit (en:megakaryocyte) pendahulunya. Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel yang menimbulkan pembekuan darah (trombus). Disfungsi atau jumlah keping darah yang sedikit dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi dapat meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, Sitoplasmanya terbungkus suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasian darah. Masa hidupnya sekitar 8-10 hari dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Trombosit berjumlah 250.000 sampai 4000.000 per milimeterkibik. Bagian ini merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari megakariosit dalam sumsum tulang.
B. Fungsi
Trombosit dan Proses Pembekuan Darah
Trombosit berfungsi dalam hemostasis (
penghentian perdarahan) dan perbaikan pembuluh darah yang robek.
Mekanisme hemostasis dan pembekuan darah
melibatkan suatu proses yang cepat.
1. Vasokontriksi
pembuluh darah.
Jika pembuluh darah terpotong, trombosit
pada sisi yang rusak melepaskan serotonoi dan tromboksan A2 (prostagladin),
yang menyebabkan otot polos dinding pembuluh darah berkontraksi. Hal ini pada
awalnya akan mengurangi darah yang hilang.
2. Sumbatan
trombosit
a.
Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan
menempel pada serabut kolagen dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk
sumbatan trombosit,
b.
Trombosit melepaskan ADP untuk mengaktifasi
trombosit lain,sehingga mengakibatkan agregasi trombosit untuk membentuk
sumbat, Jika kerusakan pembuluh darah kecil,maka sumbatan trombosit mampu
menghentikan pendarahan. Jika
kerusakannya besar, maka kerusakan trombosit dapat mengurangi perdarahan,sampai
proses pembekuan terbentuk.
3.
Pembekuan darah.
Kulit dan pembuluh darah yang terluka dapat menyebabkan banyak keping darah (trombosit) yang pecah dan mengeluarkan enzim tromboplastin atau trombokinase. tromboplastin bertemu dengan protrombin dan ion Ca2+ sehingga terbentuk trombin. Trombin bertemu dengan fibrinogen membentuk fibrin yang berupa benang – benang halus untuk menghalangi darah keluar. Gambar 02 yang menunjukkan skema pembekuan darah. Proses pembentukan fibrin sampai darah berhenti keluar dinamakan pembekuan darah.
4. Pembentukan jaringan ikat.
Setelah pembekuan terbentuk akan terjadi pertumbuhan jaringan ikat
kedalam bekuan darah untuk menutup luka secara permanen.
Penguraian bekuan darah
·
Segera setelah terbentuk bekuan akan beretraksi (menyusut) akibat
kerja protein kontraktil dalam trombosit. Jaring-jaring fibrin dikontraksi
untuk menarik permukaan yang terpotong agar saling mendekat dan untuk
menyediakan kerangka kerja untuk perbaikan jaringan.
·
Bersamaan dengan retraksi bekuan,suatu cairan
yang disebut serum keluar dari bekuan. Serum adalah plasma darah tanpa
fibrinogen dan tanpa faktor lain yang terlibat dalam mekanisme pembekuan.
o
Sumber faktor-faktor pembekuan
a. Hati, mensintesis sebagian besar faktor pembekuan,sehingga berperan paling penting dalam pembekuan darah. Penyakit hati yang menggangu sintesis hati dapat menimbulkan kesulitan pembekuan.
b.
Vitamin K, sangat penting
dalam sintesis protrombin dan faktor pembekuan lainya dalam hati. Absorpsi
vitamin ini dari usus bergantung pada garam empedu yang diproduksi hati.
Sumbatan pada saluran empedu maka kemampuan untuk membentuk bekuan akan
berkurang.
C. Pemeriksaan
Trombosit
· Membuat Pengenceran
I. Sama seperti menghitung leukosit , dibuat pengenceran 1: 26. Larutan
pengencer sebanyak 0,5 ml dimasukkan dengan menggunakan pipet volumetrik 0,5 ml
ke dalam tabung ukuran 75 x 10 mm.
II. Tambahkan 20 ul darah EDTA ke dalam tabung tersebut sehingga darah
diencerkan 1:26. Pada waktu mengambil 20 ulbdarah EDTA jangan lupa mengocok
botol darah dengan baik agar darah di dalam botol menjadi homogen. Sebelum
memasukkan 20 ul darah ke dalam larutan pengencer, hapuslah kelebihan darah
yang ada di luar pipet. Hati – hati agar darah di dalam pipet tidak ikut
terserap.
III. Darah yang tersisa di dalam
pipet dibilas dengan mengisap dan mengeluarkan larutan pengencer sebanyak 3
kali.
IV. Suspensi ini dicampur selama 10 – 15 menit
dengan menggunakan tangan atau mechanical mixer.
· Mengisi Kamar Hitung
Untuk hitung trombosit , kamar
hitung yang telah diisi, dimasukkan ke dalam cawan petri tertutup yang telah
berisi kapas atau kertas saring basah dan dibiarkan selama 20 menit agar semua
trombosit dalam kamar hitung mengendap.
· Menghitung Jumlah Sel
Untuk hitung trombosit , sama seperti hitung eritrosit dihitung semua trombosit yang ada pada ke lima bidang yaitu A,B,C,D, dan E. minimal harus hitung sejumlah 200 trombosit.
· Perhitungan
Jumlah trombosit = jumlah trombosit
yang dihitung /volume yang dihitung (ul) x factor pengenceran
Bila jumlah trombosit yang dihitung dalam ke 5 bidang (A,B,C,D, dan
E) adalah N maka jumlah trombosit = N/0,02 x 26
= N x 1300/ul darah atau
=
N x 1300 x 106/liter darah.
·
Kelainan Morfologi Trombosit
Trombosit harus dinilai kesan jumlah dan
kelainan morfologi. Dalam keadaan normal, dalam tiap lapangan pandang dengan
pembesaran 10 x 45 dapat dijumpai 4-8 trombosit per 100 eritrosit.
v
Giant platelet atau trombosit
raksasa.
Trombosit
normal berbentuk bulat dengan diameter sangat kecil, bila ukuran trombosit
mendekati 7 um disebut trombosit raksasa. Keadaan ini didapat pada trombositemia, mielo
sklerosis dan trombositopenia yang disertai dengan trombopoesis yang aktif.
v Bentuk bizare
Bila bentuk
trombosit tidak bulat, sehingga bentuk trombosit bermacam – macam disebut
trombosit yang bizare. Keadaan seperti ini didapatkan pada idiopathic thrombocytopenic purpura
(ITP).
D. Kelainan
Trombosit
Trombosit
memiliki fungsi penting dalam mencegah dan menghentikan perdarahan. Sel yang
sangat kecil ini bisa anda anggap sebagai sumbat kecil (mikro) yang bertugas
setiap kebocoran yang terjadi di pembuluh darah.
Kelainan trombosit meliputi kuantitas dan
kualitas trombosit.
1.
Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah trombosit dibawah normal,
yaitu kurang dari 150 x 109 /L. Trombositopenia dapat terjadi karena beberapa
keadaan :
• Penurunan produksi (megakariositopeni), terjadi bila fungsi sumsum tulang
terganggu .
5
• Meningkatnya destruksi (megakariositosis), terjadi akibat trombosit yang
beredar berhubungan dengan mekanisme imun.
• Akibat pemakaian yang berlebihan (megakariositosis), misalnya pada DIC
(Disseminated Intravasculer Coagulation), kebakaran, trauma.
• Pengenceran trombosit.
• Dapat terjadi oleh karena tranfusi yang dibiarkan dalam waktu singkat dengan
memakai darah murni yang disimpan sehingga dapat mengakibatkan kegagalan
hemostatik pada resipien
ITP ( Idiopathic
Trombocytopenia Purpura) atau Purpura Trombositopenia Idiopatik merupakan suatu keadaan trombositopenia
(kurangnya jumlah trombosit) yang disebabkan oleh adanya antibodi
anti-trombosit. Jadi antibodi ini merusak trombosit, sehingga terjadi
pengrusakan trombosit dan menyebabkan jumlahnya menurun dan menyebabkan
manifestasi perdarahan (purpura).
2.
Trombositosis
Trombositosis adalah meningkatnya jumlah trombosit pada peredaran darah diatas normal, yaitu lebih dari 400 x 109 / L. Pada trombositosis apabila rangsangan-rangsangan yang menyebabkan trombositosis ditiadakan maka jumlah trombosit kembali normal, misalnya terjadi pada perdarahan yang akut, contohnya pada trauma waktu pembedahan atau melahirkan.
3.
Trombositemi
Trombositemi yaitu peningkatan jumlah trombosit oleh proses yang ganas.
Misalnya pada lekemia mielositik kronik. Jumlah trombosit pada trombositemi
dapat melebihi 1.000x109/L.
Kelainan Kualitas Trombosit
4.
Trombositopati dalah keadaan yang menggambarkan kelainan trombosit terutama yang
melibatkan “platelet faktor 3” dan selanjutnya pembentukan tromboplastin
plasma. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan bawaan / didapat. Separti, Hemofilia adalah suatu penyakit menurun yang dapat menyebabkan darah sulit membeku. Ada
Beberapa usaha untuk dapat mengatasi penyakit hemofilia, antara lain yaitu
mengonsumsi makanan atau minuman yang sehat, menjaga berat tubuh jangan
berlebihan karena berat badan yang berlebihan dapat mengakibatkan pendarahan
pada sendi-sendi di bagian kaki, dan berhati-hati lah dalam kehidupan
sehari-hari untuk memperkecil risiko terluka. Darah pada seorang penderita hemofilia tidak
dapat membeku dengan sendirinya secara normal.
Proses
pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak
orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses
pembekuan darahnya. Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan
di bawah kulit; seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka
memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah melakukan aktifitas yang
berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku
tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika
perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada
otak.
Bagaimana ganguan
pembekuan darah itu dapat terjadi?
Gangguan itu dapat terjadi
karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal, bahkan
hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi antara orang
normal (Gambar 1) dengan penderita hemofilia (Gambar 2). Gambar
1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam
darah tersebut terdapat faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam
menghentikan perdarahan.
|
|
||||||||
|
|
||||||||
|
|
||||||||
|
|
||||||||
|
|
|
|
0 komentar