BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus
disertai nekrosis dan inflamasi pada sel- sel hati yang menghasilakan kumpulan
perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Sampai saat ini telah
teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti: hepatitis A, B, C, D, E.
Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa ( jalur fekal – oral )
sedangkan hepatitis B, C, dan D memilki banyak karateristik yang sama.
Hepatitis
kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan
virus-virus lainnya, seperti :
a.
Cytomegalovirus
b.
Virus Epstein-Barr
c.
Virus Herpes simplex
d.
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya
sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai penyakit liver
residu. Meskipun angka kematian hepatitis relatif lama, pada hepatitis virus
akut bisa berakhir dengan kematian.
Adapun yang melatar belakangi karya tulis ini sebagai pembahasan dalam
dunia kesehatan. Adapun dalam karya tulis ini akan dibahas tentang
“Hepatitis”merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus,
bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis ,
sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Namun
demikian untuk mendeteksinya kini dapat sehari jadi. Saat ini, telah ditemukan
jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT
(masih dalam tahap penelitian). Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan
disebut “Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
“hepatitis kronis”
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Penyakit hepatitis telah menjadi masalah dunia saat ini. Diperkirakan sebanyak 400 juta orang di dunia mengidap penyakit hepatitis B kronis. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis) B (VHB) ini. Penderita penyakit hepatitis C juga tercatat sangat besar,yaitu sekitar 170 juta orang diseluruh dunia
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Penyakit hepatitis telah menjadi masalah dunia saat ini. Diperkirakan sebanyak 400 juta orang di dunia mengidap penyakit hepatitis B kronis. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis) B (VHB) ini. Penderita penyakit hepatitis C juga tercatat sangat besar,yaitu sekitar 170 juta orang diseluruh dunia
Penyakit hepatitis
juga menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa
konsekuensi yang besar pula Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan
pendidikan rendah dihadapkan pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit
menular serta kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan penduduk dengan
golongan sosial, ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki masalah kesehatan
terkait gaya hidup dan pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit
hepatitis menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius di
Indonesia.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas,penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Ø
Apa itu hepatitis ?
Ø
Apa tanda dan gejala penyakit hepatitis ?
Ø
Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan hepatitis ?
Ø
Berapa macam/jenis penyakit hepatitis ?
A.
Tujuan Penulisan
Ø
Tujuan umum
Agar siswa dapat
mengetahui dan mendapatkan informasi tentang penyakit hepatitis serta
mengetahui secara jelas tentang pencegahan dan pengobatn penyakit tersebut.
Ø
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui tentang definisi dan penyebab penyakit hepatitis.
b.
Mengetahui pengobatan dan pencegahan hepatitis.
c.
Mengetahui tentang mekanisme penularan penyakit hepatitis.
d.
Mengetahui tentang epidemiologi hepatitis.
e.
Mengetahui tentang upaya pengendalian hepatitis.
f.
Mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kasus penyakit
hepatitis
B. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Merupakan
pengalaman berharga bagi penulis sendiri dalam memperluas wawasan dan
penegetahuan tentang penyakit hepatitis.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan acuan
yang diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam pengembangan konsep tentang
rabies.
3. Ilmiah
Untuk menembah
wawasan berpikir tentang penyakit hepatitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Tinjauan Umum tentang Hepatitis
Hepatitis adalah suatu proses
peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis
dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
Type A, Type B, Type C, Type D, Type E,
Type A, Type B, Type C, Type D, Type E,
Metode
transmisi Fekal-oral melalui orang lain Parenteral seksual, perinatal
Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal Parenteral perinatal,
memerlukan koinfeksi dengan type B Fekal-oral
Keparah-an Tak ikterik dan asimto- matik Parah Menyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronis Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut Sama dengan DSumber virus Darah, feces, saliva Darah, saliva, semen, sekresi vagina Terutama melalui darah Melalui darah Darah, feces, saliva,
Keparah-an Tak ikterik dan asimto- matik Parah Menyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronis Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut Sama dengan DSumber virus Darah, feces, saliva Darah, saliva, semen, sekresi vagina Terutama melalui darah Melalui darah Darah, feces, saliva,
Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol
sirosis.selain itu Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
1.2
Anatomi Fisiologi
Hati atau lever
merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam tubuh. Beratnya
sekitar 1,5 kg ( 2 – 3 % berat badan ). Hati memilliki 300 milyar sel terutama
hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, dan merupakan tempat utama
metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H, 2001). Hati manusia berada
pada bagian atas cavum abdominalis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran
atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Permukaan atas terletak
bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas
organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal
dan dibungkus oleh peritonium.
Hepar dibungkus oleh simpai
yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yang disebut
Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti
pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons
yang terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana
akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler.
Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang
disebut traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri
hepatika, duktus biliaris.Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan
mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan.
Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam
empedu yang lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber
energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.
Adapun Fungsi dari hati itu sendiri
adalah :
- Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.
- Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan
dengan koagulasi darah,
- Tempat menyimpan beberapa vitamin ( vitamin A,
D, E, K ), mineral (termasuk zat besi),
- mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol.
- Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu
mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting.
- Menetralkan dan menghancurkan substansi
beracun ( detoksikasi ) serta memetabolisme alkohol.
- Membantu menghambat infeksi.
1.3 Tanda dan Gejala
Ø
Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya
tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari.
Pertama kali timbul adalah penurunan nafsu makan ( nausea ) , mual, muntah, nyeri perut kanan
atas (ulu hati). Badan terasa pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan
malaise, lekas capek, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5
hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis B.
Ø
Fase Ikterik
Urine berwarna
seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan
bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu
pertama, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang
disertai gatal-gatal seluruh tubuh, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama
1-2 minggu.
Ø
Fase Penyembuhan
Dimulai saat
menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik.
Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas
dan lekas capek.
1.4 Manifestasi Klinis
Ø
Stadium Praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut
kanan atas, urin menjadi lebih coklat.
Ø
Stadium Ikterik, berlangsung selama
3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh
tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah anoreksia, dan
muntah. Hati membesar dan nyeri tekan. Tinja mungkin berwarna kelabu atau
kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu
masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien
umumnya merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia
dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas
yang bertambah pada tiap guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna urin
bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap, keadaan demikian .menandakan
timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan menghilang, mungkin
timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik, biasanya
pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu makan pulih.
Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama
beberapa minggu.
Ø
Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu
pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
1.5
Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemerikasaan laboratorium untuk
deteksi hepatitis
Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis dan menilai fungsi organ hati (liver). Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi dan tes biokimia hati.
Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis dan menilai fungsi organ hati (liver). Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi dan tes biokimia hati.
·
Tes serologi adalah pemeriksaan kadar antigen maupun antibodi terhadap
virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis virus
penyebab hepatitis.
·
Tes biokimia hati adalah pemeriksaan
sejumlah parameter zat-zat kimia maupun enzim yang dihasilkan jaringan hati
(liver). Dari tes biokimia hati inilah dapat diketahui derajat keparahan atau
kerusakan sel dan selanjutnya fungsi organ hati (liver) dapat dinilai.Beberapa
jenis parameter biokimia yang diperiksa adalah AST (aspartat aminotransferase),
ALT (alanin aminotransferase), alkalin fosfate, bilirubin, albumin dan waktu
protrombin. Pemeriksaan ini biasa dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi
perkembangan penyakit maupun perbaikan sel dan jaringan hati (liver).
2.
Pemeriksaan HbsAg. Yakni untuk
mendeteksi adanya antigen virus dalam tubuh, sebagai penanda awal terjadinya
infeksi Hepatitis B.
3.
Pemeriksaan antiHBs. Untuk
mendeteksi adanya kekebalan atau antibodi terhadap virus Hepatitis B.
4.
Pemeriksaan IgM antiHBc. Untuk mendeteksi antibodi terhadap HbcAg. (penanda
pernah terinfeksi hepatitis B).
5.
Pemeriksaan HbeAg dan Anti Hbe.
Untuk mendeteksi apakah sedang terjadi replikasi virus aktif atau tidak dalam
tubuh penderita.
6.
Pemeriksaan HBV DNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar proses
replikasi virus sedang terjadi di dalam tubuh. Tetapi hanya dilakukan bila
penderita terinfeksi Hepatitis B, sehingga dapat ditemukan pada tipe mutant.
7.
Pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk melacak hepatitis virus C
antara lain dengan;
·
Anti HCV. Untuk mengetahui apakah penderita terpapar Hepatitis C.
·
HCV RNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar aktifitas Virus
Hepatitis C.
Saat ini, hasil pemeriksaan immunologi untuk deteksi hepatitis virus tersebut selain HBV DNA dan HCV RNA, dapat diketahui segera (One Day Sevice/sehari jadi). Perkembangan di bidang diagnostika laboratorium tersebut, tentunya akan mempercepat penanganan oleh dokter, sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat bagi penderita Hepatitis A, B maupun C.
Saat ini, hasil pemeriksaan immunologi untuk deteksi hepatitis virus tersebut selain HBV DNA dan HCV RNA, dapat diketahui segera (One Day Sevice/sehari jadi). Perkembangan di bidang diagnostika laboratorium tersebut, tentunya akan mempercepat penanganan oleh dokter, sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat bagi penderita Hepatitis A, B maupun C.
1.6 Diagnosis
1. Aktivitas
- Kelemahan
- Kelelahan
- Malaise
2. Sirkulasi
- Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
- Ikterus pada sklera, kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
- Urine gelap
- Diare, feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
- Anoreksia
- Berat badan menurun
- Mual dan muntah
- Peningkatan oedema
- Asites
5. Neurosensori
- Peka terhadap rangsang
- Cenderung tidur
- Letargi
- Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
- Kram abdomen
- Nyeri tekan pada kuadran kanan
- Mialgia
- Atralgia
- Sakit kepala
- Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
- Demam
- Urtikaria
- Lesi makulopopuler
- Eritema
- Splenomegali
- Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
·
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
1.7
Diagnosa keperawatn
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorpsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan asupan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah.
2.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi dan bendungan vena porta.
3.
Hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
4.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis.
5.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6.
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus.
BAB III
METODE PENULISAN
2.1 Metode Penulisan
Data yang dikemukakan dalam
karya tulis ini diperoleh dengan cara membaca literatur dan dari internet yang
ada hubunganya dengan penyakit hepatitis.
2.2
Sistematika Penulisan
Adapun susunan dari karya
tulis ini secara berurutan adalah sebagai berikut :
Ø
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan latar
belakang,rumusan masalah,tujuan penulisan,dan manfaat penulisan.
Ø
Bab II Tinjauan Pustaka
Menjelaskan definisi, anatomi
fisiologi, tanda dan gejala klinis, manifestasi klinis,pemeriksaan penunjang
dan,diagnosis keperawatan.
Ø
Bab III Metode Penulisan
Menuraikan tentang pengambilan
data dan sistematika penulisan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
Ø
Bab IV Pembahasan Masalah
pembahasan masalah bersumber
dari data-data yang diperoleh secara valid,dan didukung dengan teori yang
terdapat pada berbagai literatur.
Ø
Bab V Penutup
Menguraikan kesimpulan dan
saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar
terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika, 2002 : 93)
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh
virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan
kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas. (Brunner &
Suddarth, 2002 : 1169)
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis
dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning.
Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang
berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di
masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah
sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit
kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada
kantung empedu. (M. Sholikul Huda)
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di
sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta
bahan – bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah
suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus
yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
3.1 EtiologI
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis
dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab
non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang
disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C,
D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik
atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan
infeksi. Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati),
kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian.
Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit
kuning. Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit
kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi
alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping
dari konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dalam organ hati (liver).
Salah satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis symptoms) adalah timbulnya
warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata. Peradangan pada sel
hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari
organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah mengalami
kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.
3.2 Patofisiologi
a.
nflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki
suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola
normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel
hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat
masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem
imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya,
sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar
normal.
b.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman
pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual
dan nyeri di ulu hati.
c.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu
juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan
sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan ekskresi bilirubin.
d.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
diekskresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih
berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal
pada ikterus.
3.3 Jenis-Jenis
Hepatitis
1.
Hepatitis A.
Hepatitis A adalah
salah satu jenis penyakit yang bisa menular. Adapun bagian tubuh yang diserang
adalah hati. Penyakit ini bisa menjangkiti kita dengan cara penularan lewat
kotoran. Maka dari itu kasus penemuan penyakit ini lebih sering dijumpai di
daerah yang tingkat kebersihannya masih kurang dan fasilitas sanitasi atau
MCKnya masih belum memenuhi standar kesehatan. Selain itu penyakit ini juga
bisa menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan
kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya
terkontaminasi.
Tipe A (infeksi atau hepatitis dengan inkubasi pendek) banyak diderita
kaum homoseksual dan penderita virus HIV. Masa inkubasi adalah 15-50 hari, rata-rata
adalah 30 hari. Merupakan penyakit non kronik.
· Penyebab.
Hepatitis A Virus (HAV). HAV ditemukan dalam feses dari penderita
hepatitis A. Melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh HAV. Sasaran empuknya
adalah anak – anak, mengingat sistem imunitasnya lebih lemah, dan perhatian
terhadap makanannya cenderung rendah. .
·
Gejala.
a.
Mudah merasa capek dan lelah, meski tidak melakukan kegiatan atau
aktivitas yang menguras tenaga banyak. Badan rasanya selalu loyo dan tidak
punya gairah sama sekali.
b.
Kemudian akan timbul rasa demam di tubuh. Meski cuaca sedang cerah
atau panas, penderita tetap merasa kedinginan dan selalu ingin meringkuk di balik
selimut tidurnya.
c.
Gejala hepatitis A yang lain adalah perut menjadi
nyeri dan mual serta selalu merasa ingin muntah. Jadi seperti ketika kita
terkena penyakit maag.
d.
Dan setelah perut mual maka gejala
yang muncul selanjutnya adalah nafsu makan yang turun dengan dratis. Selera
untuk menikmati santapan tidak ada, meski perut terasa lapar dan hidung juga mencium bau sedap dari aroma
masakan.
e.
Karena tidak pernah makan,
maka berat badan juga bisa turun dengan cepat. Bila tubuh sudah menjadi kurus, maka mata bisa menjadi cekung.
f.
Setelah muncul tanda-tanda di atas, maka seluruh bagian badan mudah gatal meski sudah mandi
atau dibersihkan berkali-kali.
g.
Gejala hepatitis A yang terakhir adalah jiwa jadi terguncang dan
menimbulkan tekanan jiwa atau depresi.
·
Diagnosa.
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan
dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi
hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.
·
Pencegahan.
Vaksin hepatitis A merupakan
perlindungan terbaik. Proteksi jangka pendek terhadap hepatitis A adalah dari
imunoglobulin. Dapat diberikan sebelum dan selama kontak dengan HAV. Selalu
mencuci tangan dengan air dan sabun setelah dari kamar mandi dan sebelum
menyiapkan makanan.
2. Hepatitis B.
(http://www.healthreference-id.blogspot.com)
Hepatitis B adalah infeksi yang terjadi pada hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis B (VHB). Penyakit ini bisa menjadi akut atau kronis dan
dapat pula menyebabkan radang, gagal ginjal, sirosis hati, dan kematian
· Etiologi.
Hepatitis B
disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB). Virus ini pertama kali ditemukan oleh
Blumberg tahun 1965 dan dikenal dengan nama antigen Australia yang termasuk DNA
virus.
Virus hepatitis B
berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut dengan “Partikel Dane”.
Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel inti (core).
Pada partikel inti terdapat hepatitis B core antigen (HBcAg) dan hepatitis B
antigen (HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg) terdiri atas lipoprotein dan menurut
sifat imunologiknya protein virus hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu
adw, adr, ayw, dan ayr. Subtype ini secara epidemiologis penting karena
menyebabkan perbedaan geografik dan rasial dalam penyebaranya
· Patofisiologi.
Pada hati manusia merupakan target organ bagi virus
hepatitis B. Virus Hepatitis B (VHB) mula – mula melekat pada reseptor spesifik
di membran sel hepar kemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel
hepar. Dalam sitoplasma virus Hepatitis B (VHB) melepaskan mantelnya, sehingga
melepaskan nukleokapsid. Selanjuntnya nukleokapsid akan menembus dinding sel
hati. Di dalam asam nukleat virus Hepatitis B (VHB) akan keluar dari
nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hopses dan berintegrasi pada DNA
tersebut. Selanjutnya DNA virus hepatitis B (VHB) memerintahkan sel hati untuk
membentuk protein bagi virus baru. Virus ini dilepaskan ke peredaran darah,
mekanisme terjadinya kerusakan hati yang kronik disebabkan karena respon
imunologik penderita terhadap infeksi. Gambaran patologis hepatitis akut tipe
A, B, Non A dan Non B adalah sama yaitu adanya peradangan akut di seluruh
bagian hati dengan nekrosis sel hati disertai infiltrasi sel – sel hati dengan
histosit.
Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B
dan non A dan B adalah identik pada proses pembuatan billiburin dan urobulin.
Penghancuran eritrosit dihancurkan dan melepaskan Fe + Globulin + billiburin.
Pengahancuran eritrosit terjadi di limpa, hati, sum – sum tulang belakang dan
jaringan limpoid.
o
Billiburin I
Hasil penelitian eritrosit di lien adalah billiburin I atau
billiburin indirect. Billiburin I masih terkait dengan protein. Di hati
billiburin I dipisahkan protein dan atas pengaruh enzim hati, billiburin I
menjadi billiburin II atau hepatobilliburin.
o
Billiburin II
Billiburin dikumpulkan didalam vesica falea (kandung empedu) dan dialirkan ke usus melalui ductus choleducutus. Billiburin yang
keluar dari vesica falea masuk
ke usus diubah menjadi stercobilin, kemudian keluar bersama feces lalu sebagian
masuk ke ginjal, sehingga disebut urobillinogen. Bila billiburin terlalu banyak
dalam darah akan terjadi perubahan pada kulit dan selaput lendir kemudian
kelihatan menguning sehingga disebut ikterus
o
Manefestasi Klinis Hepatitis B
Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis manefestasi
klinis hepatitis B dibagi dua, yaitu :
a.
Hepatitis
B akut
Hepatitis B akut yaitu manefestasi infeksi virus hepatitis B
terhadap individu yang sistem imunologinya matur sehingga berakhir dengan
hilangnya virus hepatitis B dari tubuh hopses. Hepatitis B akut terdiri atas 3,
yaitu
Hepatitis B akut yang khas
Bentuk hepatitis ini meliputi 95% penderita dengan gambaran
ikterus yang jelas. Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu, fase praikterik
(prodromal), gejala non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi,
anoreksia, mual, nyeri di daerah hati disertai perubahan warna air kemih
menjadi gelap. Pemeriksaan laboratorium mulai tampak kelainan hati, fase
ikterik, gejala demam dan gastrointestinal mulai tambah hebat, disertai
hepatomegali dan spinomegali. Timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada
minggu ke dua. Setelah timbul ikterus, gejala menurun dan pemeriksaan
laboratorium tes fungsi hati abnormal dan fase penyembuhan, ditandai dengan
menurunya kadar enzim aminotransferase, pembesaran hati masih ada tetapi tidak
terasa nyeri, pemeriksaan laboratorium menjadi normal.
Hepatitis Fulminan
Bentuk ini sekitar 1% dengan gambaran sakit berat dan
sebagian besar mempunyai prognosa buruk dalam 7 – 10 hari, 50% akan berakhir
dengan kematian
b.
Hepatitis B kronik
Hepatitis B kronik yaitu
kira – kira 5 -10% penderita hepatitis B akut akan mengalami hepatitis B
kronik. Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak menunjukan perbaikan
yang mantap.
·
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hepatitis
B.
a.
Faktor Host
(Pejamu)
Faktor host adalah semua faktor yang terdapat pada diri
manusia yang dapat mempengaruhi timbul serta perjalanan penyakit Hepatitis B
yang meliputi:
Umur, dimana penyakit
Hepatitis B dapat menyerang semua golongan umur. Paling sering bayi dan anak
(25,45%). Resiko untuk menjadi kronis menurun dengan bertambahnya umur, dimana
bayi pada 90% menjadi kronis, pada anak usia sekolah 23 – 46% dan pada orang
dewasa 3 – 10%
Jenis Kelamin, wanita tiga kali lebih sering terinfeksi Hepatitis
B dibanding pria.
Mekanisme pertahanan tubuh, bayi baru lahir atau bayi dua
bulan pertama setelah lahir sering terinfeksi Hepatitis B, terutama pada bayi
yang belum mendapat imunisasi Hepatitis B. Hal ini karena sistem imun belum
berkembang sempurna.
Kebiasaan hidup, dimana sebagian besar penularan pada masa
remaja disebabkan karena aktivitas seksual dan gaya hidup seperti homoseksual,
pecandu obat narkotika suntikan, pemakaian tattoo, dan pemakaian akupuntur.
Pekerjaan, kelompok
resiko tinggi untuk mendapatkan infeksi Hepatitis B adalah dokter, dokter
bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar operasi, petugas laboratorium
dimana pekerjaan mereka sehari – hari kontak dengan penderita dan material
manusia (darah, tinja, air kemih).
b.
Faktor
Agent
Penyebab Hepatitis B adalah Virus Hepatitis B (VHB).
Berdasarkan sifat imunologik protein pada HBsAg, virus dibagi menjadi 4 subtipe
yaitu adw, adr, ayw dan ayr yang menyebabkan perbedaan geografi dalam penyebaranya.
Subtype adw terjadi di Eropa, Amerika dan Australia. Subtipe ayw terjadi di
Afrika Utara dan Selatan. Subtipe ayw dan adr terjadi di Malaysia, Thailand,
Indonesia. Sedangkan subtipe adr terjadi di jepang dan China.
c.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh
luar yang mempengaruhi perkembangan hepatitis B, yang termasuk faktor
lingkungan adalah lingkungan dengan sanitasi jelek daerah dengan prevelensi
virus hepatitis B (VHB) tinggi,
daerah unit
pembedahan, daerah unit laboratorium, daerah bank darah, daerah tempat
pembersihan, daerah dialias dan transplantasi, daerah unit penyakit dalam.
·
.Sumber Penularan Virus Hepatitis B
Sumber penularan berupa darah, saliva, kontak dengan mukosa
penderita virus, feses, dan urine, pisau cukur, selimut, alat makan, alat
kedokteran yang terkontaminasi virus hepatitis B.
·
Cara
penularan Virus Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu
parenternal dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk
jarum atau benda yang susah tercemar virus Hepatitis B dan pembuatan tattoo,
kemudian secara non parenteral yaitu karena persentuhan yang erat dengan benda
yang tercemar virus hepatitis B. secara epidemiologi penularan infeksi virus
hepatitis B dari Ibu yang HBsAg positif kepada anak dilahirkan yang terjadi
selama masa perinatal, dan secara horizontal yaitu penularan infeksi virus
Hepatitis B dari seseorang pengidap virus kepada orang lain disekitarnya,
misalnya melalui hubungan seksual.
·
Pencegahan penularan Hepatitis B.
a.
Helath promotion yaitu dengan usaha penigkatan mutu kesehatan
b.
.Specific protection yaitu
perlindungan khusus terhadap penularan hepatitis B dapat dilakukan melalui
sterilisasi benda–benda yang tercemar. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan
HBsAg petugas kesehatan (unit onkologi dan dialisa) untuk menghindarkan kontak
antara petugas kesehatan dengan penderita dan juga imunisasi pada bayi baru
lahir.
c.
Early diagnosis and
prompt treatment yang mana diagnosis dan pengobatan dini merupakan upaya pencegahan penyakit tahap
II. Sasaran pada tahap ini yaitu bagi mereka yang menderita penyakit atau
terancam akan menderita suatu penyakit.
d.
Disability limitation merupakan upaya
pencegahan tahap III dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kecacatan dan
kematian karena suatu penyakit.
e.
Rehabilitasi merupakan serangkaian dari tahap pemberantasan kecacatan (disability limitation) dengan tujuan
untuk berusaha mengembalikan fungsi fisik, psikologis dan sosial.
Rehabilitation yang dapat dilakukan dalam menanggulangi
penyakit hepatitis B yaitu sebagai berikut :
o Rehabilitasi fisik,
jika penderita mengalami gangguan fisik akibat penyakit hepatitis B.
o Rehabilitasi mental
dari penderita hepatitis B, sehingga penderita tidak merasa minder dengan
orangtua masyarakat sekitarnya karena pernah menderita penyakit hepatits B.
o Rehabilitasi sosial
bagi penderita penyakit hepatitis B sehingga tetap dapat melakukan kegiatan di
lingkungan sekitar bersama orang lainnya.
3.
Hepatitis C.
Penyakit
Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC).
Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik
(terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain
disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang
jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan /kematian
sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari
kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati
bertahun-tahun..
·
Etiologi.
Virus
hepatitis C merupakan penyebab tersering infeksi kepada yang ditularkan melalui
supali darah komersial. Hepatitis C ditularkan sama dengan hepatitis B terutama
melalui transfusi darah.
·
Diagnosa.
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan
dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi
hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.
·
Gejala Hepatitis C.
a.
Lelah
b.
Hilang selera makan
c.
Sakit perut
d.
Urin menjadi gelap
e.
Kulit atau mata menjadi kuning (disebut
"jaundice")
·
Penularan Hepatitis C
Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau
produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan
sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena
terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang
terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti
sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi
Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai
lebih dari satu pasangan.Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang
terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru
lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga
penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan.
Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.Jika anda penderita Hepatitis C, anda
tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan,
bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang
tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan
ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.
·
Penaganan dan Pengobatan.
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti
Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan
pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini
mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit
hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama
bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu
penanganan pada stadium awalnya.
·
Pencega han.
a.
Jangan gunakan benda-benda pribadi
yang kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya pendarahan. Contohnya: sikat gigi dan alat cukur. Jika ada luka
sayatan segera bersihkan dan obati luka pada kulit, setelah itu balut lukanya.
b.
Bicarakan dengan pasangan Anda
mengenai virus Hepatitis C, serta penyakit menular seksual dan HIV/AIDS
4.Hepatitis D.
Hepatitis D Virus seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala
penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan
(ko-infeksi) atau amat progresif. ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang
unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus
hepatitis B. Penularan melalui hubungan.
Tipe D (hepatitis
delta) merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian yang
tinggi. Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D mati dengan gagal
hati dalam waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para pemakai
obat-obatan intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah 1-90 hari.
Tingkat keparahan mencapai 2-70%.
·
Etiologi
.suatu virus defektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi hipatosit
untuk menimbulkan hepatitis. Hepatitis D ditularkan seperti hepatitis B.
Antigen & antibody hepatitis D dapat diperiksa pada donor darah.
·
Penyebab
Hepatitis D Virus
(HDV). Melalui hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual.
Menggunakan jarum dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi dari wanita penderita
hepatitis D.
·
Gejala.
Biasanya muncul
secara tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning, urin berwarna
hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati
·
Diagnosa.
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus
maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila
terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.
·
Pengobatan.
Interferon-alfa dan transplantasi hati
·
Pencegahan.
Vaksinasi hepatitis B HBV-HDV co-infeksi HBV-HDV
super-infeksi.
5.Hepatitis E.
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan
dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai
bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan.
Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
Tipe E, banyak menyerang orang yang kembali dari daerah
endemis seperti India, Afrika, Asia, Amerika Tengah. Dan lebih banyak diderita
oleh anak-anak dan wanita hamil. Masa inkubasi 15-60 hari, rata-rata adalah 40
hari. Merupakan penyakit non-kronik.
·
Penyebab.
Hepatitis E virus
(HEV). Ditemukan di feses orang atau hewan pengidap hepatitis E. Makanan dan
minuman yang terkontaminasi HEV..
·
Gejala.
Biasanya muncul
tiba-tiba. Umumnya tidak ada gejala pada anak-anak. Orang dewasa mungkin
mengalami gejala seperti flu dengan sakit perut, penyakit kuning, urin berwarna
hitam dan mual..
·
Pencegahan.
Selalu cuci tangan
dengan sabun dan air. Cuci buah dan sayuran sebelum dimakan mentah. Selalu
gunakan air bersih.
6.Hepatitisn G.
Hepatitis G adalah
penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan.
·
Pencegahan.
Disebabkan oleh
hepatitis G virus (HGV), yang mirip dengan virus hepatitis C. Kontak dengan
darah yang terinfeksi HGV.
·
Gejala.
Kebanyakan orang
tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari penderita hepatitis C juga
menderita hepatitis ini.
·
Diagnosa.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV
sangat komplek untuk mengetahui adanya antibodi HGV. Namun ketika antibodi telah ditemukan, virus itu sendiri telah
menghilang.
·
Pengobatan.
Tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis akut ini.
Penderita harus banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan
bergizi.
·
Pencegahan.
Hepatitis G ditularkan melalui infeksi melalui darah. Pencegahannya
dengan menghindari kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jangan gunakan
jarum suntik atau peralatan lain secara bersamaan.
.
3.4 Pencegahan Dan Pengobatan
o
Pengobatan dan pencegahannya
Tidak ada
pengobatan yang spesifik terhadap hepatitis A. Istirahat dan gizi yang baik
dapat membantu mempercepat penyembuhan. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah
dengan
-
pola hidup yang baik dan bersih
-
vaksinasi terhadap hepatitis A
-
Waktu pemberian dan dosis vaksin
-
:Sedini mungkin bagi anak mulai umur 2 tahun . Satu kali suntikan pertama,
dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster) dapat memberikan perlindungan
sekurang-kurangnya 10 tahun.
-
orang yang tinggal di daerah endemis tinggi (Indonesia)
-
pengelola makanan : catering, koki, pedagang makanan, dll
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Hepatitis merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang perlu segera
ditanggulangi, mengingat prevalensi yang tinggi dan akibat yang ditimbulkan
hepatitis. Penularan hepatitis terjadi melalui kontak dengan darah / produk
darah, saliva, semen, alat-alat yang tercemar hepatitis dan inokulasi perkutan
dan subkutan secara tidak sengaja. Penularan secara parenteral dan non
parenteral serta vertikal dan horizontal dalam keluarga atau lingkungan. Resiko
untuk terkena hepatitis di masyarakat berkaitan dengan kebiasaan hidup yang
meliputi aktivitas seksual, gaya hidup bebas, serta pekerjaan yang memungkinkan
kontak dengan darah dan material penderita.
B.
Saran
Untuk menghadapi penyakit yang belum ditemukan obatnya seperti hepatitis
ini, tindakan pencegahan adalah pilihan utama kita. Setelah membaca dan
mengetahui cara penularanya, sebetulnya kita semua sudah mengerti apa yang
harus kita kerjakan supaya terhindar dari penyakit menahun ini. Karena jalur
penularan terutama lewat suntikan, maka setiap kali disuntik harus yakin bahwa
jarumnya steril. Yang praktis adalah penggunakan jarum baru atau disposibel (
sekali pakai buang).
DAFTAR PUSTAKA
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel
ke Sistem. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Doengoes, Marilyne, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta ;
EGC.
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, FKUI ;
Media Aesculapius.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan
Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Fourier
0 komentar