Senin, 09 Juli 2012

HEPATITIS


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel- sel hati yang menghasilakan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Sampai saat ini telah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti: hepatitis A, B, C, D, E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa ( jalur fekal – oral ) sedangkan hepatitis B, C, dan D memilki banyak karateristik yang sama.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virus-virus lainnya, seperti :
a.     Cytomegalovirus
b.     Virus Epstein-Barr
c.     Virus Herpes simplex
d.    Virus Varicella-zoster
Klien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai penyakit liver residu. Meskipun angka kematian hepatitis relatif lama, pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian.
Adapun yang melatar belakangi karya tulis ini sebagai pembahasan dalam dunia kesehatan. Adapun dalam karya tulis ini akan dibahas tentang “Hepatitis”merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Namun demikian untuk mendeteksinya kini dapat sehari jadi. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih dalam tahap penelitian). Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis”
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Penyakit hepatitis telah menjadi masalah dunia saat ini. Diperkirakan sebanyak 400 juta orang di dunia mengidap penyakit hepatitis B kronis. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis) B (VHB) ini. Penderita penyakit hepatitis C juga tercatat sangat besar,yaitu sekitar 170 juta orang diseluruh dunia
   Penyakit  hepatitis  juga menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk Indonesia yang juga besar,   jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi yang besar pula Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah dihadapkan pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki masalah kesehatan terkait gaya hidup dan pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit hepatitis menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.                               
B.  Rumusan Masalah
           Berdasarkan uraian latar belakang di atas,penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Ø  Apa itu hepatitis ?
Ø  Apa tanda dan gejala penyakit hepatitis ?
Ø  Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan hepatitis ?
Ø  Berapa macam/jenis penyakit hepatitis ?
A.   Tujuan Penulisan
Ø  Tujuan umum
Agar siswa dapat mengetahui dan mendapatkan informasi tentang penyakit hepatitis serta mengetahui secara jelas tentang pencegahan dan pengobatn penyakit tersebut.
Ø  Tujuan Khusus
a.    Mengetahui tentang definisi dan penyebab penyakit hepatitis.
b.    Mengetahui pengobatan dan pencegahan hepatitis.
c.    Mengetahui tentang mekanisme penularan penyakit hepatitis.
d.    Mengetahui tentang epidemiologi hepatitis.
e.    Mengetahui tentang upaya pengendalian hepatitis.
f.     Mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kasus penyakit hepatitis
B.  Manfaat Penulisan
1.     Bagi Penulis
Merupakan pengalaman berharga bagi penulis sendiri dalam memperluas wawasan dan penegetahuan tentang penyakit hepatitis.
2.    Bagi Institusi
Sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam pengembangan konsep tentang rabies.
3.    Ilmiah
Untuk menembah wawasan berpikir tentang penyakit hepatitis.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1     Tinjauan Umum tentang Hepatitis
        Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
Type A, Type B, Type C, Type D, Type E,
     Metode transmisi Fekal-oral melalui orang lain Parenteral seksual, perinatal Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type B Fekal-oral
Keparah-an Tak ikterik dan asimto- matik Parah Menyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronis Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut Sama dengan DSumber virus Darah, feces, saliva Darah, saliva, semen, sekresi vagina Terutama melalui darah Melalui darah Darah, feces, saliva,
Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.selain itu Obat-obatan Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.



1.2    Anatomi Fisiologi
      Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam tubuh. Beratnya sekitar 1,5 kg ( 2 – 3 % berat badan ). Hati memilliki 300 milyar sel terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, dan merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H, 2001). Hati manusia berada pada bagian atas cavum abdominalis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium.
       Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yang disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yang terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler.
Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, duktus biliaris.Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.
Adapun Fungsi dari  hati itu sendiri adalah :
  1. Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
  2. Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah,
  3. Tempat menyimpan beberapa vitamin ( vitamin A, D, E, K ), mineral (termasuk zat besi),
  4. mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol.
  5. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting.
  6. Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun ( detoksikasi ) serta memetabolisme alkohol.
  7. Membantu menghambat infeksi.


1.3  Tanda dan Gejala
Ø  Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Pertama kali timbul adalah penurunan nafsu makan ( nausea ) , mual, muntah, nyeri perut kanan atas (ulu hati). Badan terasa pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis B.
Ø  Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu pertama, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal seluruh tubuh, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
Ø  Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capek.

1.4  Manifestasi Klinis
Ø  Stadium Praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas, urin menjadi lebih coklat.
Ø   Stadium Ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada tiap guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap, keadaan demikian .menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan menghilang, mungkin timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu makan pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama beberapa minggu.
Ø  Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
1.5    Pemeriksaan Penunjang
1.        Pemerikasaan laboratorium untuk deteksi hepatitis
Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis dan menilai fungsi organ hati (liver). Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi dan tes biokimia hati.
·         Tes serologi adalah pemeriksaan kadar antigen maupun antibodi terhadap virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis virus penyebab hepatitis.
·          Tes biokimia hati adalah pemeriksaan sejumlah parameter zat-zat kimia maupun enzim yang dihasilkan jaringan hati (liver). Dari tes biokimia hati inilah dapat diketahui derajat keparahan atau kerusakan sel dan selanjutnya fungsi organ hati (liver) dapat dinilai.Beberapa jenis parameter biokimia yang diperiksa adalah AST (aspartat aminotransferase), ALT (alanin aminotransferase), alkalin fosfate, bilirubin, albumin dan waktu protrombin. Pemeriksaan ini biasa dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi perkembangan penyakit maupun perbaikan sel dan jaringan hati (liver).
2.        Pemeriksaan HbsAg. Yakni untuk mendeteksi adanya antigen virus dalam tubuh, sebagai penanda awal terjadinya infeksi Hepatitis B.
3.        Pemeriksaan antiHBs. Untuk mendeteksi adanya kekebalan atau antibodi terhadap virus Hepatitis B.
4.       Pemeriksaan IgM antiHBc. Untuk mendeteksi antibodi terhadap HbcAg. (penanda pernah terinfeksi hepatitis B).
5.        Pemeriksaan HbeAg dan Anti Hbe. Untuk mendeteksi apakah sedang terjadi replikasi virus aktif atau tidak dalam tubuh penderita.
6.       Pemeriksaan HBV DNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar proses replikasi virus sedang terjadi di dalam tubuh. Tetapi hanya dilakukan bila penderita terinfeksi Hepatitis B, sehingga dapat ditemukan pada tipe mutant.
7.       Pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk melacak hepatitis virus C antara lain dengan;
·         Anti HCV. Untuk mengetahui apakah penderita terpapar Hepatitis C.
·         HCV RNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar aktifitas Virus Hepatitis C.
Saat ini, hasil pemeriksaan immunologi untuk deteksi hepatitis virus tersebut selain HBV DNA dan HCV RNA, dapat diketahui segera (One Day Sevice/sehari jadi). Perkembangan di bidang diagnostika laboratorium tersebut, tentunya akan mempercepat penanganan oleh dokter, sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat bagi penderita Hepatitis A, B maupun C.
1.6   Diagnosis
1. Aktivitas
  • Kelemahan
  • Kelelahan
  • Malaise
2. Sirkulasi
  • Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
  • Ikterus pada sklera, kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
  • Urine gelap
  • Diare, feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
  • Anoreksia
  • Berat badan menurun
  • Mual dan muntah
  • Peningkatan oedema
  • Asites
5. Neurosensori
  • Peka terhadap rangsang
  • Cenderung tidur
  • Letargi
  • Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
  • Kram abdomen
  • Nyeri tekan pada kuadran kanan
  • Mialgia
  • Atralgia
  • Sakit kepala
  • Gatal ( pruritus )

7. Keamanan
  • Demam
  • Urtikaria
  • Lesi makulopopuler
  • Eritema
  • Splenomegali
  • Pembesaran nodus servikal posterior
   8. Seksualitas  
·         Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
1.7     Diagnosa keperawatn
1.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorpsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan asupan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi dan bendungan vena porta.
3.    Hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
4.    Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis.
5.    Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6.    Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus.

BAB III
METODE PENULISAN
2.1   Metode Penulisan
     Data yang dikemukakan dalam karya tulis ini diperoleh dengan cara membaca literatur dan dari internet yang ada hubunganya dengan penyakit hepatitis.
2.2   Sistematika Penulisan
          Adapun susunan dari karya tulis ini secara berurutan adalah sebagai berikut :
Ø  Bab I Pendahuluan
          Menjelaskan latar belakang,rumusan masalah,tujuan penulisan,dan manfaat penulisan.
Ø  Bab II Tinjauan Pustaka
       Menjelaskan definisi, anatomi fisiologi, tanda dan gejala klinis, manifestasi klinis,pemeriksaan penunjang dan,diagnosis keperawatan.



Ø  Bab III Metode Penulisan
      Menuraikan tentang pengambilan data dan sistematika penulisan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
Ø  Bab IV Pembahasan Masalah
      pembahasan masalah bersumber dari data-data yang diperoleh secara valid,dan didukung dengan teori yang terdapat pada berbagai literatur.
Ø  Bab V Penutup
     Menguraikan kesimpulan dan saran.
     DAFTAR PUSTAKA




BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
)
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol.  (Ester monika, 2002 : 93)
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas. (Brunner & Suddarth, 2002 : 1169)
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3.1  EtiologI
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian.
Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning. Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Salah satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata. Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.

3.2 Patofisiologi 
a.    nflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
b.    Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
c.    Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan ekskresi bilirubin.
d.    Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
3.3 Jenis-Jenis Hepatitis
1.     Hepatitis A.
                                                
Hepatitis A adalah salah satu jenis penyakit yang bisa menular. Adapun bagian tubuh yang diserang adalah hati. Penyakit ini bisa menjangkiti kita dengan cara penularan lewat kotoran. Maka dari itu kasus penemuan penyakit ini lebih sering dijumpai di daerah yang tingkat kebersihannya masih kurang dan fasilitas sanitasi atau MCKnya masih belum memenuhi standar kesehatan. Selain itu penyakit ini juga bisa menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Tipe A (infeksi atau hepatitis dengan inkubasi pendek) banyak diderita kaum homoseksual dan penderita virus HIV. Masa inkubasi adalah 15-50 hari, rata-rata adalah 30 hari. Merupakan penyakit non kronik.
·     Penyebab.
Hepatitis A Virus (HAV). HAV ditemukan dalam feses dari penderita hepatitis A. Melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh HAV. Sasaran empuknya adalah anak – anak, mengingat sistem imunitasnya lebih lemah, dan perhatian terhadap makanannya cenderung rendah. .
·         Gejala.
a.    Mudah merasa capek dan lelah, meski tidak melakukan kegiatan atau aktivitas yang menguras tenaga banyak. Badan rasanya selalu loyo dan tidak punya gairah sama sekali.
b.    Kemudian akan timbul rasa demam di tubuh. Meski cuaca sedang cerah atau panas, penderita tetap merasa kedinginan dan selalu ingin meringkuk di balik selimut tidurnya.
c.    Gejala hepatitis A yang lain adalah perut menjadi nyeri dan mual serta selalu merasa ingin muntah. Jadi seperti ketika kita terkena penyakit maag.
d.    Dan setelah perut mual maka gejala yang muncul selanjutnya adalah nafsu makan yang turun dengan dratis. Selera untuk menikmati santapan tidak ada, meski perut terasa lapar dan hidung juga mencium bau sedap dari aroma masakan.
e.     Karena tidak pernah makan, maka berat badan juga bisa turun dengan cepat. Bila tubuh sudah menjadi kurus, maka mata bisa menjadi cekung.
f.     Setelah muncul tanda-tanda di atas, maka seluruh bagian badan mudah gatal meski sudah mandi atau dibersihkan berkali-kali.
g.    Gejala hepatitis A yang terakhir adalah jiwa jadi terguncang dan menimbulkan tekanan jiwa atau depresi.
·            Diagnosa.
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.
·               Pencegahan.
 Vaksin hepatitis A merupakan perlindungan terbaik. Proteksi jangka pendek terhadap hepatitis A adalah dari imunoglobulin. Dapat diberikan sebelum dan selama kontak dengan HAV. Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah dari kamar mandi dan sebelum menyiapkan makanan.
                                                             
2.  Hepatitis B.
                                                  (http://www.healthreference-id.blogspot.com)

Hepatitis B adalah infeksi yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB). Penyakit ini bisa menjadi akut atau kronis dan dapat pula menyebabkan radang, gagal ginjal, sirosis hati, dan kematian
·      Etiologi.
   Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB). Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg tahun 1965 dan dikenal dengan nama antigen Australia yang termasuk DNA virus.
   Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut dengan “Partikel Dane”. Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel inti (core). Pada partikel inti terdapat hepatitis B core antigen (HBcAg) dan hepatitis B antigen (HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg) terdiri atas lipoprotein dan menurut sifat imunologiknya protein virus hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw, dan ayr. Subtype ini secara epidemiologis penting karena menyebabkan perbedaan geografik dan rasial dalam penyebaranya
·      Patofisiologi.
Pada hati manusia merupakan target organ bagi virus hepatitis B. Virus Hepatitis B (VHB) mula – mula melekat pada reseptor spesifik di membran sel hepar kemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Dalam sitoplasma virus Hepatitis B (VHB) melepaskan mantelnya, sehingga melepaskan nukleokapsid. Selanjuntnya nukleokapsid akan menembus dinding sel hati. Di dalam asam nukleat virus Hepatitis B (VHB) akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hopses dan berintegrasi pada DNA tersebut. Selanjutnya DNA virus hepatitis B (VHB) memerintahkan sel hati untuk membentuk protein bagi virus baru. Virus ini dilepaskan ke peredaran darah, mekanisme terjadinya kerusakan hati yang kronik disebabkan karena respon imunologik penderita terhadap infeksi. Gambaran patologis hepatitis akut tipe A, B, Non A dan Non B adalah sama yaitu adanya peradangan akut di seluruh bagian hati dengan nekrosis sel hati disertai infiltrasi sel – sel hati dengan histosit.
    Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B dan non A dan B adalah identik pada proses pembuatan billiburin dan urobulin. Penghancuran eritrosit dihancurkan dan melepaskan Fe + Globulin + billiburin. Pengahancuran eritrosit terjadi di limpa, hati, sum – sum tulang belakang dan jaringan limpoid.
o   Billiburin I
Hasil penelitian eritrosit di lien adalah billiburin I atau billiburin indirect. Billiburin I masih terkait dengan protein. Di hati billiburin I dipisahkan protein dan atas pengaruh enzim hati, billiburin I menjadi billiburin II atau hepatobilliburin.
o   Billiburin II
Billiburin dikumpulkan didalam vesica falea (kandung empedu) dan dialirkan ke usus melalui ductus choleducutus. Billiburin yang keluar dari vesica falea masuk ke usus diubah menjadi stercobilin, kemudian keluar bersama feces lalu sebagian masuk ke ginjal, sehingga disebut urobillinogen. Bila billiburin terlalu banyak dalam darah akan terjadi perubahan pada kulit dan selaput lendir kemudian kelihatan menguning sehingga disebut ikterus
o    Manefestasi Klinis Hepatitis B
Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis manefestasi klinis hepatitis B dibagi dua, yaitu :
a.     Hepatitis B akut
Hepatitis B akut yaitu manefestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu yang sistem imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B dari tubuh hopses. Hepatitis B akut terdiri atas 3, yaitu
*      Hepatitis B akut yang khas
Bentuk hepatitis ini meliputi 95% penderita dengan gambaran ikterus yang jelas. Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu, fase praikterik (prodromal), gejala non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi, anoreksia, mual, nyeri di daerah hati disertai perubahan warna air kemih menjadi gelap. Pemeriksaan laboratorium mulai tampak kelainan hati, fase ikterik, gejala demam dan gastrointestinal mulai tambah hebat, disertai hepatomegali dan spinomegali. Timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada minggu ke dua. Setelah timbul ikterus, gejala menurun dan pemeriksaan laboratorium tes fungsi hati abnormal dan fase penyembuhan, ditandai dengan menurunya kadar enzim aminotransferase, pembesaran hati masih ada tetapi tidak terasa nyeri, pemeriksaan laboratorium menjadi normal.
*      Hepatitis Fulminan
Bentuk ini sekitar 1% dengan gambaran sakit berat dan sebagian besar mempunyai prognosa buruk dalam 7 – 10 hari, 50% akan berakhir dengan kematian
b.    Hepatitis B kronik
Hepatitis B kronik yaitu kira – kira 5 -10% penderita hepatitis B akut akan mengalami hepatitis B kronik. Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak menunjukan perbaikan yang mantap.
·      Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hepatitis B.
a.    Faktor Host (Pejamu)
Faktor host adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbul serta perjalanan penyakit Hepatitis B yang meliputi:
 Umur, dimana penyakit Hepatitis B dapat menyerang semua golongan umur. Paling sering bayi dan anak (25,45%). Resiko untuk menjadi kronis menurun dengan bertambahnya umur, dimana bayi pada 90% menjadi kronis, pada anak usia sekolah 23 – 46% dan pada orang dewasa 3 – 10%
Jenis Kelamin, wanita tiga kali lebih sering terinfeksi Hepatitis B dibanding pria.
Mekanisme pertahanan tubuh, bayi baru lahir atau bayi dua bulan pertama setelah lahir sering terinfeksi Hepatitis B, terutama pada bayi yang belum mendapat imunisasi Hepatitis B. Hal ini karena sistem imun belum berkembang sempurna.
Kebiasaan hidup, dimana sebagian besar penularan pada masa remaja disebabkan karena aktivitas seksual dan gaya hidup seperti homoseksual, pecandu obat narkotika suntikan, pemakaian tattoo, dan pemakaian akupuntur.
 Pekerjaan, kelompok resiko tinggi untuk mendapatkan infeksi Hepatitis B adalah dokter, dokter bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar operasi, petugas laboratorium dimana pekerjaan mereka sehari – hari kontak dengan penderita dan material manusia (darah, tinja, air kemih).
b.     Faktor Agent
Penyebab Hepatitis B adalah Virus Hepatitis B (VHB). Berdasarkan sifat imunologik protein pada HBsAg, virus dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr yang menyebabkan perbedaan geografi dalam penyebaranya. Subtype adw terjadi di Eropa, Amerika dan Australia. Subtipe ayw terjadi di Afrika Utara dan Selatan. Subtipe ayw dan adr terjadi di Malaysia, Thailand, Indonesia. Sedangkan subtipe adr terjadi di jepang dan China.
c.    Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi perkembangan hepatitis B, yang termasuk faktor lingkungan adalah lingkungan dengan sanitasi jelek daerah dengan prevelensi virus hepatitis B (VHB) tinggi,
  daerah unit pembedahan, daerah unit laboratorium, daerah bank darah, daerah tempat pembersihan, daerah dialias dan transplantasi, daerah unit penyakit dalam.
·      .Sumber Penularan Virus Hepatitis B
Sumber penularan berupa darah, saliva, kontak dengan mukosa penderita virus, feses, dan urine, pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang terkontaminasi virus hepatitis B.
·          Cara penularan Virus Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu parenternal dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum atau benda yang susah tercemar virus Hepatitis B dan pembuatan tattoo, kemudian secara non parenteral yaitu karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus hepatitis B. secara epidemiologi penularan infeksi virus hepatitis B dari Ibu yang HBsAg positif kepada anak dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal, dan secara horizontal yaitu penularan infeksi virus Hepatitis B dari seseorang pengidap virus kepada orang lain disekitarnya, misalnya melalui hubungan seksual.
·         Pencegahan  penularan Hepatitis B.
a.    Helath promotion yaitu dengan usaha penigkatan mutu kesehatan
b.    .Specific protection yaitu perlindungan khusus terhadap penularan hepatitis B dapat dilakukan melalui sterilisasi benda–benda yang tercemar. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan HBsAg petugas kesehatan (unit onkologi dan dialisa) untuk menghindarkan kontak antara petugas kesehatan dengan penderita dan juga imunisasi pada bayi baru lahir.
c.    Early diagnosis and prompt treatment yang mana diagnosis dan pengobatan dini merupakan upaya pencegahan penyakit tahap II. Sasaran pada tahap ini yaitu bagi mereka yang menderita penyakit atau terancam akan menderita suatu penyakit.
d.    Disability limitation merupakan upaya pencegahan tahap III dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kecacatan dan kematian karena suatu penyakit.
e.    Rehabilitasi merupakan serangkaian dari tahap pemberantasan kecacatan (disability limitation) dengan tujuan untuk berusaha mengembalikan fungsi fisik, psikologis dan sosial.
Rehabilitation yang dapat dilakukan dalam menanggulangi penyakit hepatitis B yaitu sebagai berikut :
o Rehabilitasi fisik, jika penderita mengalami gangguan fisik akibat penyakit hepatitis B.
o Rehabilitasi mental dari penderita hepatitis B, sehingga penderita tidak merasa minder dengan orangtua masyarakat sekitarnya karena pernah menderita penyakit hepatits B.
o Rehabilitasi sosial bagi penderita penyakit hepatitis B sehingga tetap dapat melakukan kegiatan di lingkungan sekitar bersama orang lainnya.

3.    Hepatitis C.
                                                
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan /kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun..

·            Etiologi.
Virus hepatitis C merupakan penyebab tersering infeksi kepada yang ditularkan melalui supali darah komersial. Hepatitis C ditularkan sama dengan hepatitis B terutama melalui transfusi darah.
·            Diagnosa.
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.
·            Gejala Hepatitis C.
a.    Lelah
b.    Hilang selera makan
c.    Sakit perut
d.    Urin menjadi gelap
e.    Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice")
·            Penularan Hepatitis C
Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke  bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.
·            Penaganan dan Pengobatan.
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.
·         Pencega han.
a.    Jangan gunakan benda-benda pribadi yang kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya pendarahan. Contohnya:    sikat gigi dan alat cukur. Jika ada luka sayatan segera bersihkan dan obati luka pada kulit, setelah itu balut lukanya.
b.    Bicarakan dengan pasangan Anda mengenai virus Hepatitis C, serta penyakit menular seksual dan HIV/AIDS
4.Hepatitis D.
hepatitis d
                                                 (http://www.healthreference-id.blogspot.com)

Hepatitis D Virus seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan.
Tipe D (hepatitis delta) merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian yang tinggi. Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D mati dengan gagal hati dalam waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para pemakai obat-obatan intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah 1-90 hari. Tingkat keparahan mencapai 2-70%.
·      Etiologi
.suatu virus defektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi hipatosit untuk menimbulkan hepatitis. Hepatitis D ditularkan seperti hepatitis B. Antigen & antibody hepatitis D dapat diperiksa pada donor darah.
·      Penyebab
Hepatitis D Virus (HDV). Melalui hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual. Menggunakan jarum dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi dari wanita penderita hepatitis D.

·      Gejala.
Biasanya muncul secara tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati

·      Diagnosa.
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.
·      Pengobatan.
Interferon-alfa dan transplantasi hati
·      Pencegahan.
Vaksinasi hepatitis B HBV-HDV co-infeksi HBV-HDV super-infeksi.
5.Hepatitis E.
                                          
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
   Tipe E, banyak menyerang orang yang kembali dari daerah endemis seperti India, Afrika, Asia, Amerika Tengah. Dan lebih banyak diderita oleh anak-anak dan wanita hamil. Masa inkubasi 15-60 hari, rata-rata adalah 40 hari. Merupakan penyakit non-kronik.
·      Penyebab.
Hepatitis E virus (HEV). Ditemukan di feses orang atau hewan pengidap hepatitis E. Makanan dan minuman yang terkontaminasi HEV..
·      Gejala.
Biasanya muncul tiba-tiba. Umumnya tidak ada gejala pada anak-anak. Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti flu dengan sakit perut, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan mual..
·      Pencegahan.
Selalu cuci tangan dengan sabun dan air. Cuci buah dan sayuran sebelum dimakan mentah. Selalu gunakan air bersih.

6.Hepatitisn G.
Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan.
·         Pencegahan.
Disebabkan oleh hepatitis G virus (HGV), yang mirip dengan virus hepatitis C. Kontak dengan darah yang terinfeksi HGV.
·         Gejala.
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari penderita hepatitis C juga menderita hepatitis ini.


·         Diagnosa.
 Metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV sangat komplek untuk mengetahui adanya antibodi HGV. Namun ketika antibodi telah ditemukan, virus itu sendiri telah menghilang.
·         Pengobatan.
Tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis akut ini. Penderita harus banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan bergizi.
·         Pencegahan.
Hepatitis G ditularkan melalui infeksi melalui darah. Pencegahannya dengan menghindari kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jangan gunakan jarum suntik atau peralatan lain secara bersamaan.
.
 3.4 Pencegahan Dan Pengobatan
o   Pengobatan dan pencegahannya
Tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap hepatitis A. Istirahat dan gizi yang baik dapat membantu mempercepat penyembuhan. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan
-       pola hidup yang baik dan bersih
-       vaksinasi terhadap hepatitis A
-       Waktu pemberian dan dosis vaksin
-          :Sedini mungkin bagi anak mulai umur 2 tahun . Satu kali suntikan pertama, dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster) dapat memberikan perlindungan sekurang-kurangnya 10 tahun.
-          orang yang tinggal di daerah endemis tinggi (Indonesia)
-          pengelola makanan : catering, koki, pedagang makanan, dll



                 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Hepatitis merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang perlu segera ditanggulangi, mengingat prevalensi yang tinggi dan akibat yang ditimbulkan hepatitis. Penularan hepatitis terjadi melalui kontak dengan darah / produk darah, saliva, semen, alat-alat yang tercemar hepatitis dan inokulasi perkutan dan subkutan secara tidak sengaja. Penularan secara parenteral dan non parenteral serta vertikal dan horizontal dalam keluarga atau lingkungan. Resiko untuk terkena hepatitis di masyarakat berkaitan dengan kebiasaan hidup yang meliputi aktivitas seksual, gaya hidup bebas, serta pekerjaan yang memungkinkan kontak dengan darah dan material penderita.
B.    Saran
Untuk menghadapi penyakit yang belum ditemukan obatnya seperti hepatitis ini, tindakan pencegahan adalah pilihan utama kita. Setelah membaca dan mengetahui cara penularanya, sebetulnya kita semua sudah mengerti apa yang harus kita kerjakan supaya terhindar dari penyakit menahun ini. Karena jalur penularan terutama lewat suntikan, maka setiap kali disuntik harus yakin bahwa jarumnya steril. Yang praktis adalah penggunakan jarum baru atau disposibel ( sekali pakai buang).
DAFTAR PUSTAKA

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Doengoes, Marilyne, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta ; EGC.
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, FKUI ; Media Aesculapius.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Fourier





















































Load disqus comments

0 komentar