o Lalat umumnya berasal di stepa
Asia Tengah, tetapi sekarang terjadi pada semua benua yang berpenghuni, di
semua iklim dari tropis hingga sedang, dan dalam berbagai lingkungan mulai dari
pedesaan ke perkotaan. Semua orang akrab dengan lalat. hama rumah tangga umum,
mereka kunjungi dumps, selokan dan tumpukan sampah, makan di kotoran, buangan
dari luka dan luka, sputum, dan segala macam lembab, hal membusuk seperti ikan
manja, telur dan daging. Lalat muntah dan mengeluarkan mana pun mereka datang
untuk beristirahat dan dengan demikian secara ideal cocok untuk mekanis
mengirimkan organisme penyakit. Lalat rumah yang diduga penularan setidaknya 65
penyakit pada manusia
LALAT
Defenisi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Muscidae,
Sarchopagidae, Challiporidae, dll.
Genus : Musca, Stomoxys, Phenisia,
Sarchopaga, Fannia, dll.Spesies : Musca domestica, Stomoxy calcitrans, Phenesia
sp, Sarchopaga sp, Fannia sp,dll
Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas Flies (Lalat) adalah Houseflies (lalat rumah, Musca domestica), Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus), Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina), Blackflies (lalat hitam, genus Simulium).
Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas Flies (Lalat) adalah Houseflies (lalat rumah, Musca domestica), Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus), Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina), Blackflies (lalat hitam, genus Simulium).
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya
lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang (Winarto, 2010).
Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang
digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara
manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat
disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di
suatu tempat, kurang lebih
1. Jenis-Jenis Lalat
1) Genus Musca
Genus musca adalah spesies yang sering terdapat di sekitar rumah dan di
dalam rumah, adapun tanda-tanda dari lalat rumah (Musca domestica) tubuh berwarna coklat dan
kehitam-hitaman, pada thorax terdapat 4 garis hitam dan 1 garis hitam medial
pada abdomen punggung, vein ke empat dari sayap berbentuk sudut, antena
mempunyai 3 segmen, mata terpisah, methamorphosenya sempurna serta tubuh lalat jantan
lebih kecil dari tubuh lalat betina. Lalat rumah, Musca domestica, hidup disekitar tempat kediaman
manusia di seluruh dunia. Jenis lalat ini yang paling banyak diantara
jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit
disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan
hidup manusia, maka jenis lalat Musca
domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari
sudut kesehatan manusia.
2)
Bottle flies dan Blow flies
Jenis-jenis ini meletakkan
telur-telur mereka pada daging. (Dalam hubungan ini mereka dikatakan mem
”bottle” atau ”blow” daging itu).
Jenis-jenis ini mencakupi :
·
Black blowfly
(jenis Phormia)
·
Green dan bonze
bottle flies (jenis phaenicia dsb)
·
Blue bottle flies
(jenis Cynomyopsis dan Calliphora)
Jenis-jenis lalat ini lebih
jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran daripada lalat rumah
biasa, karena itu mereka dianggap tidak terlalu penting sebagai vektor penyakit manusia. Mereka biasanya membiak di
bahan binatang yang membusuk, tetapi mereka juga bisa bertelur
ditumbuhan-tumbuhan segar dan membusuk kalau tidak ada daging binatang.Siklus
hidup jenis-jenis lalat ini sangat menyerupai siklus hidup lalat rumah biasa.
Mereka juga dapat terbang jauh. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini
menyebabkan myasis pada binatang dan manusia
3)
Lalat daging (Genus Sarcophaga)
Jenis-jenis lalat ini termasuk
dalam genus Sarcophaga,
artinya pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik merah pada
ujung badan mereka. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam daging,
tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang.
Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myiasis pada manusia. Lalat ini berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm, lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Siklus hidup lalat ini berlangsung 2-4 hari,umumnya ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran tetapi jarang memasuki rumah.
Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myiasis pada manusia. Lalat ini berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm, lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Siklus hidup lalat ini berlangsung 2-4 hari,umumnya ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran tetapi jarang memasuki rumah.
4)
Lalat kandang yang
menggigit (= biting stable fly) = stomaxys caleitrans
Mereka menyerupai lalat rumah
biasa, tetapi meraka mempunyai kebiasaan untuk menggigit. Tempat pembiakan
hanya di tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus hidupnya 21-25 hari.Jenis
lalat ini tidak penting untuk tranmisi penyakit manusia tetapi mereka bisa
memindahkan penyakit-penyakit pada binatang.Lalat ini berkembang biak di tempat
kotoran basah hewan piaraan, orangutan, unggas atau buah-buahan yang sedang
membusuk. Lalat ini lebih menyukai keadaan lebih sejuk dan lebih lembab. Lalat
ini menghabiskan waktunya lebih banyak di dalam hunian manusia. Lalat ini tidak
pernah melimpah populasinya di daerah tropika.
5)
Blackflies (Lalat
Hitam)
Adalah vektor
penyakit Oncheocerciasis Di Afrika adalah species Simulium damnosum dan S.
neavei dan di Amerika adalah S. metallicum, S. ochraceum dan S. callidum.
Species lain mungkin adalah vektor yang tidak penting dan menularkan
onchocerciasis pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.
6)
Tsetse Flies (Lalat
Tsetse)
Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit
trypanosomiasis pada manusia dan hewan peliharaan. Paling sedikit ada tujuh
species sebagai vektor infeksi trypanosoma pada hewan peliharaan,
species Trypanosoma rhodesiense yang menjadi penyebab trypanosomiasis, adalah
Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G. Pallidipes. Vektor utama .pada
Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia adalah species G. palpalis
fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu adalah species G. tachhinoides.
7)
Lalat rumah kecil
(jenis Fannia)
Lalat rumah kecil ini menyerupai
lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh lebih kecil. Mereka membiak di
kotoran manusia dan hewan dan juga dibagian-bagian tumbuhan yang membusuk,
misalnya di tumpukan rumput yang membusuk
8)
Sandfly (Lalat
Pasir)
Lalat pasir ialah vektor penyakit
leishmaniasis, demam papataci dan bartonellosisi. Leishmania donovani, penyebab
Kala azar; L. tropica, pen yebab oriental sore; dan L. braziliensis, penyebab
leishmaniasis Amerika, ditularkan oleh Phlebotomus. Demam papataci atau demam
phlebotomus, penyakit yang disebabkan oleh virus banyak terdapat di daerah
Mediterania dan Asia Selatan, terutama ditularkan oleh P. papatsii, yang
menjadi infektif setelah masa perkembangan virus selama 7-10 hari.
Bartonellosis juga terdapat di Amerika Selatan bagian Barat Laut sebagai demam
akut penyakit Carrion dan sebagai keadaan kronis berupa granulema verrucosa.
Basil penyebab adalah Bartonella bacilliformis, ditularkan oleh lalat pasir
yang hidup di daerah pegunungan Andes.
2. Morfologi
Pada umumnya berukuran
kecil,sedangs sampai berukuran besar, mempunyai sepasang sayap di bagian depan
dan sepasang halter sebagai alat keseimbangan di bagian belakang,bermata
majemuk dan sepasang antena yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas. Mata
lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain sedang yang
betina tampak terpisah oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada
lalat jantan.
3. Siklus Hidup
1)
Fase Telur
Bentuk telur lalat oval panjang
dan bewarna putih diletakkan pada bagian organik yang lembab (sampah dan
kotoran binatang dll) pada tempat yang tidak langsung kesinar matahari biasanya
telur menetas setelah 8-30 jam tergantung dari suhu sekitarnya.
2)
Fase larva atau
Tempayak
o
Tingkat 1
Telur yang baru menetas disebut
instar berukuran panjang 2 mm beawarna putih,tidak bermata dan berkaki sangad
aktif dan ganas terhadap makanana setelah 1-4 hari melepas kulit keluar menjadi
instar II
o
Tingkat II
Ukuran besarnya 2 kali dari
instar setelah 1 sampai beberapa hari maka kulit akan menegelupas dan keluar
dari instar III
o
Tingkat III
Larva berukuran 12 mm atau
lebih,tingkat ini larva memerlukan waktu sampai 3-9 hari.dimana larva mencari
tempat dengan temperatur yang disenangi dengan berpindah-pindah tempat
misalanya :pada gundukan sampah
3)
Fase Pupa atau Kepompong
Pada fase ini jaringan tubuh
larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa,stadium ini berlangsung 3-9 hari
stelah stadium ini selesai maka melalui celah lingkaran pada bagian anterior
akan keluar lalat muda.
4)
Lalat Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat
dewasa kurang lebih dari 15 jam setelah
itu siap untuk mengadakan perkawinan,umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4
minggu.
4. Bionomi Lalat
1)
Makanan
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan ,darah serta bangkai binatang Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cairan, makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu baru dihisap air merupakan hal yang penting dalam hidupnya,
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan ,darah serta bangkai binatang Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cairan, makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu baru dihisap air merupakan hal yang penting dalam hidupnya,
tanpa air lalat hanya hidup 48
jam saja. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari.
2)
Tempat Perindukan
Tempat yang disenangi adalah
tempat yang basah seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan
busuk, kotoran yang menumpuk secara kumulatif (dikandang).
3)
Kotoran Hewan
Tempat perindukan lalat rumah
yang paling utama adalah pada kotoran hewan yang lembab dan masih baru (normal
nya lebih kurang satu minggu).
o
Sampah dan sisa
makanan dari hasil olahan
o
Disamping lalat
suka hinggap juga berkembang baik pada sampah, sisa makanan, buahbuahan yang
ada didalam rumah maupun dipasar.
o
Kotoran organik
seperti kotoran hewan, kotoran manusia. Sampah dan makanan ikan adalah
merupakan tempat yang cocok untuk berkembang biaknya lalat.
o
Air Kotor
Lalat Rumah berkembang biak pada
pemukaan air kotor yang terbuka.
4)
Ekologi Lalat
Dewasa
Dengan memahami ekologi lalat
kita dapat menjelaskan peranan lalat sebagai karier penyakit dan dapat pula
membantu kita dalam perencanaan pengawasan. Lalat dewasa aktif pada siang hari
dan selalu berkelompok. Pada malam hari biasanya istirahat walaupun mereka
dapat beradaptasi dengan cahaya lampu yang lebih terang.
o
Tempat
peristirahatan
Pada Waktu hinggap lalat
mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini
merupakan hal yang penting untuk mengenal tempat lalat istirahat. Pada siang
hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit,
rumputrumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan dengan
makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari yang
terik. Didalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat
listik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada
ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter.
o
Fluktuasi Jumlah
lalat
Lalat merupakan serangga yang
bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun
dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung
sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban jumlah lalat akan meningkat jumlahnya
pada temperatur 20 º C – 25 º C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur
< 10 º C atau > 49 º C serta kelembaban yang optimum 90 %.
o
Perilaku dan
perkembangbiakan
5)
Pada siang hari
lalat bergerombol atau berkumpul dan berkembang biak di sekitar sumber
makanannya. Penyebaran lalat sangat dipengaruhi oleh cahaya, temperatur,
kelembaban. Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar 35º- 40ºC, kelembaban
90%.
Aktifitas terhenti pada
temperatur < 15ºC.
6)
Pola Penyebaran Lalat
o
Pola Distribusi
Musca domestica dan Chrysomya
megachepala adalah lalat yang tersebar secara kosmopolitan dan
bersifat sinantropik yang artinya lalat ini mempunyai hubungan ketergantungan
yang tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat
sebagian besar ada pada makanan manusia. Lalat lebih aktif pada tempat yang
terlindung dari cahaya daripada tempat yang langsung terkena cahaya matahari.
Penyebaran yang luas dari kedua jenis lalat ini dimungkinkan karena daya adaptasinya
yang tinggi. Kepadatan lalat di suatu daerah, sangat dipengaruhi oleh: tempat
perindukan, cahaya matahari, temperatur dan kelembaban. Kepadatan lalat akan
tinggi jika temperatur antara 20-25 C. Populasi menurun apabila temperatur >
450C dan < 100C. Pada temperatur yang sangat rendah,
lalat tetap hidup dalam kondisi dorman pada stadium dewasa atau pupa. Kebiasaan
& distribusi lalat pada Siang hari akan berada di sekitar tempat makan
& tempat perindukan di mana juga terjadi perkawinan & istirahat. Penyebaran
dipengaruhi oleh reaksinya terhadap cahaya, temperatur, kelembaban, textur dan
warna permukaan yang disenangi untuk istirahat. Aktivitas lalat: bertelur,
berkawin, makan dan terbang, terhenti pada temperature di bawah 15oC.
Lalat umumnya aktif pada kelembaban udara yang rendah. Pada temperatur di atas
20oC lalat akan berada di luar rumah, di tempat yang ternaung dekat
dengan udara bebas. Pada waktu tidak makan lalat akan istirahat pada permukaan
horisontal atau pada kabel yang membentang atau tempat-tempat yang vertikal dan
pada atap di dalam rumah khususnya malam hari.
o
Ketahanan Hidup
Tergantung pada musim dan
temperatur: Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada
musim dingin yaitu bisa mencapai 3 bulan, mereka paling aktif pada suhu 32,50C
dan akan mati pada suhu 450C. Lalat melampaui musim dingin (over
wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang biak di tempat-tempat yang
relatif terlindung seperti kandanva sangat tergantung pada suhu dan kelembaban
lingkungan.Pada suhu -20C larva dapat bertahag ternak dan
gudang-gudang. Pada stadium telur biasanya tidak tahan terhadap suhu yang
ekstrim dan akan mati bila berada dibawah 50C dan di atas 400C.
Lamanya tahap instar larn beberapa hari , di bawah suhu 100C larva
tidak dapat berkembang menjadi pupa.
5. Pengaruh Terhadap Kesehatan
Peranan lalat dalam
kesehatan masyarakat maupun hewan telah banyak diketahui. Sehubungan dengan
perilaku hidupnya yang suka di tempat-tempat yang kotor yaitu tumpukan sampah,
makanan, dan pada tinja, dari situlah lalat membawa berbagai mikroorganisme
penyebab penyakit. Lalat selain sangat mengganggu juga ada yang berperan
sebagai vector mekanik beberapa penyakit
Lalat merupakan vector penting dalam
penyebaran penyakit pada manusia dan juga kehidupan lalat yang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia. Di samping lalat sebagai vector penyakit,
lalat merupakan binatang yang menjijikkan bagi kebanyakan orang. Karena
penularan penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan dari penderita ke orang
lain atau dari suatu bahan tercemar (makanan, minuman, dan air) ke orang sehat
dengan perantara menempelnya bagian tubuh lalat misalnya lewat prombosis,
tungkai, kaki dan badan lalat,Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat
antara lain virus, bakteri, protozoa dan telur cacing yang menempelpada tubuh
lalat dan ini tergantung dari spesiesnya. Lalat Musca domestica dapat membawa telur cacing (Oxyrus vermicularis, Tricuris trichiura,
Cacing tambang, dan Ascaris
lumbricoides), protozoa (Entamoeba
histolytica, Giardia lamlia, dan Balantidium
coli), bakteri usus (Salmonella,
Shigella dan Eschericia
coli), Virus polio, Treponema
pertenue (penyebab frambusia), dan Mycobacterium tuberculosis.
Lalat domestica dapat bertindak sebagai vector penyakit typus, disentri,
kolera, dan penyakit kulit. Lalat Fannia
dewasa dapat menularkan berbagai jenis penyakit myasis (Gastric, Intestinal, Genitaurinary). Lalat Stomoxys merupakan penyakit surra
(disebabkan oleh Trypanosima
evansi), anthraks, tetanus, yellow
fever, traumatic miasis dan enteric
pseudomiasis (walaupun jarang). Lalat hijau (paenicia dan chrysomya) dapat menularkan
penyakit myasis mata, tulang dan organ lain melalui luka. Lalat Sarcophaga dapat menularkan
penyakit myasis kulit, hidung, sinus, jaringan vagina dan usus .
6. Penyakit Yang Diakibatkan
1) Desentri penyebaran bibit penyakit yang dibawa oleh lalat rumah yang
berasal dari sampah, kotoran manusia/hewan terutama melalui bulu-bulu badannya,
kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat dan bila lalat hinggap kemakanan
manusia maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan dimakan oleh
manusia, akhirnya timbul gejala pada manusia yaitu sakit pada bagian perut,
lemas karena terlambat peredaran darah dan pada kotoran terdapat mucus dan
push.
2) Diare cara penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala sakit
pada bagian perut, lemas dan pecernaan terganggu.
3) Typhoid cara penyebaran sama dengan desentri, gangguan pada usus,
sakit pada perut, sakit kepala, berak darah dan demam tinggi.
4) Cholera
penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala muntah-muntah, demam,
dehydrasi.
7. Pengendalian/Pemberatnasan Lalat
a)
Perbaikan Hygiene dan sanitasi lingkungan
Perbaikan Hygiene dan sanitasi
lingkungan merupakan langkah awal yang sangat penting dalam usaha
menganggulangi berkembangnya populasi lalat baik dalam lingkungan peternakan
maupun pemukiman. Selain murah dan sederhana juga efektif serta tidak
menimbulkan efek-efek samping yang membahayakan lingkungan (Sitanggang, 2001).
1)
Mengurangi atau
menghilangkan tempat perndukan lala
o
Kandang ternak
Kandang harus dapat dibersihkan
o
Lantai kandang
harus kedap air, dan dapat disiram setiap hari
o
Terdapat saluran
air limbah yang baik (HAKLI, 2009).
o
Kandang ayam dan
burung
Bila burung/ternak berada dalam
kandang dan kotorannya terkumpul disangkar, kadang perlu dilengkapi dengan
ventilasi yang cukup agar kandang tetap kering.Kotoran burung/ternak dapat
dikeluarkan dari sangkar dan secara interval (disarankan setiap hari)
dibersihkan (DEPKES, 1992).
·
Timbunan kotoran
ternak
Timbunan pupuk kandang yang
dibuang ke permukaan tanah pada temperatur tertentu dapat menjadi tempat
perindukan lalat. Sebagai upaya pengendalian, kotoran sebaiknya diletakkan pada
permukaan yang keras/semen yang dikelilingi selokan agar lalat dan pupa tidak
bermigrasi ke tanah sekelilingnya. Pola penumpukan kotoran sacara menggunung
dapat dilakukan untuk mengurangi luas permukaan. Tumpukan kotoran sebaiknya
ditutupi plastik untuk mencegah lalat meletakkan telurnya dan dapat membunuh
larva karena panas yang diproduksi oleh tumpukan kotoranakibat proses
fermentasi (HAKLI, 2009).
·
Kotoran Manusia
Jamban yang memenuhi syarat
kesehatan sangat diperlukan guna mencegah perkembangbiakan lalat pada
tempat-tempat pembuangan faces. Jamban setidaknya menggunakan model leher angsa
dan berseptic tank. Selain itu, pada pipa ventilasi perlu dipasang kawat kasa
guna mencegah lalat masuk dan berkembang biak di dalam septic tank.
·
Sampah basah dan
sampah organik
Pengumpulan, pengangkutan dan
pembuangan sampah yang dikelola dengan baik dapat menghilangkan media
perindukan lalat. Bila sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah
tidak ada, sampah dapat dibakar atau dibuang ke lubang sampah, dengan catatan
bahwa setiap minggu sampah yang dibuang ke lubang sampah harus ditutup dengan
tanah. Dalam cuaca panas, larva lalat ditempat sampah dapat menjadi pupa hanya
dalam waktu 3 –4 hari (DEPKES, 1992).Membersihkan sisa-sisa sampah yang ada di
dasar tong sampah merupakan hal yang penting karena lalat masih dapat
berkembang biak pada tempat tersebut. Pembuangan sampah akhir pada TPA yang
terbuka perlu dilakukan dengan pemadatan sampah terlebih dahulu dan ditutup
setiap hari dengan tanah setebal 15 - 30 cm. Hal ini bertujuan untuk
penghilangan tempat perkembang biakan lalat. Lokasi tempat pembuangan akhir
sampah adalah harus berjarak beberapa kilometer dari rumah penduduk(DEPKES,
1992).
·
Tanah yang
mengandung bahan organik.
Lumpur dan lumpur organik dari
air buangan disaluran terbuka, septic tank dan rembesan dari lubang penampungan
harus di hilangkan. Saluran air dapat digelontor. Tempat berkembang biak lalat
dapat dihilangkan dengan menutup saluran, tetapi perlu dipelihara dengan baik,
Air kotor yang keluar melalui outlet ke saluran dapat dikurangi. Tindakan
pencegahan ditempat pemotongan hewan, tempat pengolahan dan pengasinan ikan,
lantainya terbuat dari bahan yang kuat dan mudah digelontor untuk dibersihkan
(DEPKES, 1992).
2) Mengurangi Sumber yang menarik
lalat
mengurangi sumber yang menarik
lalat dapat dilakukan dengan:
·
Menjaga kebersihan
lingkungan
·
Membuat saluran air
limbah (SPAL)
·
Menutup tempat
sampah
·
Industri yang
menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat dipasang alat pembuang bau
(Exhaust) (DEPKES, 1992).
3) Mencegah kontak antara lalat
dengan kotoran yang mengandung kuman penyakit
Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia, bangkai binatang, sampah basah, lumpur organik dan orang yang sakit mata. Cara untuk mencegah kontak antara lalat dan kotoran yang mengandung kuman, dapat dilakukan dengan:
Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia, bangkai binatang, sampah basah, lumpur organik dan orang yang sakit mata. Cara untuk mencegah kontak antara lalat dan kotoran yang mengandung kuman, dapat dilakukan dengan:
·
Membuat konstruksi
jamban yang memenuhi syarat, sehingga lalat tidak bisa kontak dengan kotoran.
·
Mencegah lalat
kontak dengan orang yang sakit, tinja, kotoran bayi, dan penderita sakit mata.
·
Mencegah agar lalat
tidak masuk ke tempat sampah pemotongan hewan dan bangkai binatang.
·
Melindungi makanan,
peralatan makan, dan orang yang kontak dengan lalat dengan
·
Jendela dan
tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa.
·
Pintu dipasang
dengan sistem yang dapat menutup sendiri
·
Pintu masuk
dilengkapi dengan gor anti lalat
b) Pemberantasan secara langsung
Metode membunuh telur, larva,
maupun lalat dewasa secara langsung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Metode fisik
Metode fisik merupakan metode
yang murah, mudah dan aman tetapi kurang efektif apabila digunakan pada tempat
dengan kepadatan lalat yang tinggi. Cara ini hanya cocok digunakan pada skala
kecil seperti dirumah sakit, kantor, hotel, supermarket dan pertokoan lainnya
yang menjual daging, sayuran, atau buah-buahan (DEPKES, 1992).
·
Fly traps
Metode ini terdiri dari dua
bagian, yang pertama merupakan kontainer/kaleng tempat umpan (bait) dengan
volume 18 liter. Bagian kedua terdiri dari sangkar tempat lalat terperangkap
berbentuk kotak dengan ukuran : 30 cm x 30 cm x 45 cm. Dua bagian tersebut
disusun dengan sangkar berada diatas, jarak antara dua bagian tersebut diberi
sekat berlubang 0,5 cm sebagai jalan masuk lalat ke dalam perangkap (HAKLI,
2009). Kontainer/kaleng harus terisi setengah dengan umpan yang akan membusuk
di dalam kontainer/kaleng tersebut. Perlu diperhatikan bahwa jangan sampai ada
air tergenang dibagian bawah kotainer tersebut. Dekomposisasi sampah basah dari
dapur seperti sayuran hijau, sereal, dan buah-buahan merupakan umpan yang
paling baik (DEPKES, 1992).Model ini bisa digunakan selama 7 hari setelah itu
umpan dibuang dan diganti. Fly
traps dapat menangkap lalat dalam jumlah besar dan cocok untuk
penggunaan diluar rumah, diletakkan pada udara terbuka, tempat yang terang dan
terhindar dari bayang-bayang pohon (HAKLI, 2009).
·
Sticky tapes
Alat ini berupa tali/pita yang
dilumuri larutan gula sehingga lalat akan lengket dan terperangkap. Bila tidak
tertutup debu alat sticky tapes bisa bertahan selama beberapa minggu. Cara
pemasangannya adalah dengan menggantungkannya dekat atap rumah (HAKLI, 2009).
Insektisida juga bisa ditambahkan untuk mematikan lalat yang telah menempel pada perangkap tersebut. Insektisida yang biasa dipakai antara lain adalah diazinon, malathion, ronnel, DDVP, dibrom, dan bayer L 13/59 (Santi, 2001).
Insektisida juga bisa ditambahkan untuk mematikan lalat yang telah menempel pada perangkap tersebut. Insektisida yang biasa dipakai antara lain adalah diazinon, malathion, ronnel, DDVP, dibrom, dan bayer L 13/59 (Santi, 2001).
·
Light trap with
electrocutor
Prinsip alat ini adalah membunuh
lalat dengan listrik. Lalat yang hinggap pada lampu akan kontak dengan electrocuting grid yang membingkai
lampu dengan cahaya blue
atau ultraviolet.
Dalam penggunaannya perlu diujicoba terlebih dahulu karena tidak semua lalat
tertarik dengan alat ini. Alat ini banyak dipakai di dapur rumah sakit,
restoran, lokasi penjualan buah supermarket (HAKLI, 2009).
·
Pemasangan
kawat/plastik kasa pada pintu dan jendela serta lubang angin/ventilasi
·
Membuat pintu dua lapis, daun pintu pertama
kearah luar dan lapisan kedua merupakan pintu kasa yang dapat membuka dan
menutup sendiri (DEPKES, 1992)
2) Metode kimia
Pengendalian lalat dengan bahan
kimia (insektisida) direkomendasikan hanya jika benar-benar diperlukan misalnya
pada kondisi KLB kolera, disentri, atau trachoma. Hal ini dilakukan guna
menghindari kemungkinan terjadinya resistensi. Beberapa metode kimia yang dapat
dilakukan adalah Vaporizing
(slow release), toxic bait, space spraying (quickly knocked down, short lasting)
di dalam rumah maupun di luar rumah, dan residual
spraying (slow
lasting) pada tempat peristarahatan lalat.
Thks To
http://rumahkusarangmu.wordpress.com/2010/11/23/waspadai-lalat/www.flycontrolcenter.com/Stablefly.asp
1 komentar: